Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Ini Sembunyikan Telur Penyu di Tempat Rahasia Agar Tak Diburu

Kompas.com - 08/08/2019, 17:55 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

Warso merupakan ketua sebuah kelompok bernama Wanatirta, yang bergerak dalam bidang konservasi sekaligus wisata alam di Pasir Mendit.

Sebagai pegiat lingkungan, ia juga miris melihat masih ada warga yang belum memiliki kesadaran atas satwa dilindungi.

Penyu tidak ada yang openi (merawat),” kata Warso.

Karena itu pula, ia yang juga menjadi ketua Kelompok Pengawas Masyarakat Jangkaran, akhirnya juga ikut terjun menyelamatkan satwa ini.

Warso sudah melakukan hal serupa selama 4 tahun belakangan. Ratusan tukik juga sudah dilepasliarkan kembali ke laut lepas.

Pertama di 2016, Warso melepas 80 tukik dari 100 telur yang diselamatkannya. Pada tahun 2017, ia melepas 67 penyu dari 90 telur temuan, pelepasan liar berikutnya di 2018 pada sebanyak 37 tukik dari 50 telur yang ada.

Tahun 2019 ini, Warso berupaya menyelamatkan sebanyak 98 butir telur penyu temuan. “Kira-kira 45-55 hari baru mentas. Kira-kira kami karantina 1 minggu baru dilepas,” kata Warso.

Pantai Kulon Progo favorit penyu

Kepala Resor BKSDA Kulon Progo Gunadi mengungkapkan, sarang penyu ini merupakan temuan kali keenam di sepanjang Pantai Kulon Progo pada 2019.

Sebanyak 143 penyu sudah menetas dari dua sarang temuan.

Kehadiran penyu menandakan bahwa kawasan Pantai Kulon Progo masih jadi lokasi favorit penyu untuk bertelur.

Oleh karena itu, Gunadi mengharapkan pemahaman warga terkait perlindungan penyu bisa meningkat.

“(Harus terus) sosialisasi dengan nelayan dan masyarakat sekitar pantai. Dulu ada Forum Pelestarian Penyu Kulon Progo, tapi belakangan surut,” kata Gunadi.

BKSDA mengharapkan tumbuh semangat kerjasama dan sinergi dari masyarakat untuk melestarikan penyu dengan berbagai cara dalam upaya pelestarian penyu. Misalnya, tidak membuang sampah di laut, tidak mengambil telur penyu, dan mengampanyekan pelestarian penyu kepada siapa saja.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com