Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Tangani Virus Cacar Monyet, Rumah Sakit Ini Siapkan 9 Ruang Isolasi

Kompas.com - 17/05/2019, 18:07 WIB
Agie Permadi,
Rachmawati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.comRumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyediakan sembilan ruang isolasi untuk mengantisipasi adanya pasien penderita cacar monyet (monkeypox).

Berdasarkan siaran pers Kementrian Kesehatan Singapura tertanggal 9 Mei 2019 lalu, ada warga negara Nigeria yang dinyatakan positif terinfeksi virus cacar monyet pada 8 Mei 2019. Pasien dan 23 orang yang kontak erat dengannya telah dikarantina.

“Di RSHS sendiri kami punya satu tim infeksi yang solid dan kita bekerja nonstop. Jadi apabila ada pasien (monkepox) kita siap. Kami siap dari alur masuk sesuai indikasi medis dan kita punya sembilan ruang isolasi,” kata Dirut. dr, R.Nina Susana Dewi  saat ditemui Kompas.com di RSHS Bandung, Jumat (17/9/2019).

Baca juga: Bandara Minangkabau Pasang Thermo Scanner Antisipasi Wabah Cacar Monyet

Hal tersebut sesuai dengan surat edaran dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI bahwa rumah sakit dan puskesmas bertugas menyebarluaskan informasi mengenai cacar monyet, serta melayani pasien suspect sesuai prosedur dan berpusat pada keselamatan pasien serta petugas kesehatan.

Sejauh ini menurut Nina di RSHS belum ada pasien suspect cacar monyet tersebut.

“Kalau ada pasien kami siap tapi sampai sekarang belum ada. Mudah-mudahan di Jabar tidak ada,” katanya.

Sementara itu dokter spesialis penyakit dalam, dr. Emmy Hermiyanti Pranggono mengatakan penularan virus cacar monyet terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi di kulit atau mukosa hewan, serta makan daging yang tidak dimasak dengan baik. Menurutnya memasak daging harus matang, karena di suhu tertentu virus itu akan mati.

“Penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas, melalui pernapasan atau lesi pada kulit,” katanya.

Baca juga: Bandara Adi Soemarmo Solo Waspadai Penyebaran Virus Cacar Monyet

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Prof Oki Suwarsa menjelaskan bahwa cacar monyet mirip dengan cacar (smallpox) namun lebih ringan. Saat terpapar, masa inkubasi 5-21 hari hingga timbul gejala berupa demam, sakit kepala nyeri otot dan lemas, pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) hingga nyeri punggung.

“Lalu timbul ruam di kulit, biasanya di wajah dulu kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, di kaki dan tangan,” kata Oki.

Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (markulopapula) lepuh berisi cairan bening (vesikel), lepuh berisi nanah (pastule) yang kemudian mengeras.

“Biasanya diperlukan waktu tiga minggu sampai ruam tersebut menghilang,” jelas Oki.

“Jadi mirip cacar, tapi jangan cepat memvonis kalau cacar diasingkan. Kita harus betul menganalisa dan mewawancarai kelainan kulitnya (pasien),” imbuhnya.

Meski begitu, cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 4-21 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com