Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Kulon Progo Ingin Kekhasan Batik Geblek Renteng Menghias Underpass di NYIA

Kompas.com - 04/03/2019, 21:57 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pembangunan ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang melewati bawah kawasan Bandara Udara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terus berlangsung.

Jalan dalam terowongan atau disebut juga sebagai underpass itu melewati bawah terminal penumpang dan tempat parkir pesawat terbang atau apron.

Underpass ini diyakini bakal jadi jalan bawah tanah paling panjang di Indonesia dengan jarak 1.302 meter.

Tak hanya terpanjang, underpass itu nanti akan memiliki ornamen dengan corak kearifan lokal seperti motif batik khas Yogyakarta.

Baca juga: Menteri BUMN: Bandara NYIA Bangkitkan Image Kulon Progo

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengharapkan corak khas dalam underpass nanti menjunjung kekhasan Kulon Progo.

Misalnya, menampilkan motif batik geblek renteng. Motif bentuk angka 8 ini diambil dari makanan khas kabupaten.

"Saya memang berharap di situ (underpass) bisa menampilkan ciri khas daerah seperti geblek renteng, termasuk di stan UMKM juga ada ciri khas daerahnya," kata Hasto, di ruang kerjanya, Senin (4/3/2019).

WIKA dan MCM KSO menjadi pelaksana proyek underpass ini dengan nilai Rp 293,18 miliar.

Hasto mengatakan, pihaknya belum menerima detail informasi terkait pembangunan jalan bawah tanah tersebut. Begitu pula dengan ornamen apa yang akan dimasukkan ke dinding terowongan.

Walau demikian, menurut Hasto, kearifan Kulonprogo berpeluang tampil di dinding underpass itu karena tidak menyalahi teknis pembangunan.

Pemerintah memang memiliki aturan tentang bangunan dengan ciri khasnya. Ini diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo tentang Bangunan Ciri Khas Kulonprogo.

Banyak contoh yang sudah menerapkannya, misalnya Mal Pelayanan Publik, kantor Dinas Kesehatan, dan Kantor Kelurahan Wates.

"Hanya saja, untuk underpass tentu ada ketentuannya, tapi tidak menutup kemungkinan jika dalam tahap finishing underpass corak khas Kulonprogo bisa dimasukkan," kata Hasto.

Hasto menekankan, kekhasan Kulon Progo maupun kearifan lokal Yogyakarta pada umumnya bisa diterapkan di mana saja yang menjadi bagian dari airport city.

"Bersama Pak gubernur (Sri Sultan HB X), kami minta di airport city diwarnai dengan lokal konten, makanya bentuk airport city itu gunungan, itu kan Jogja banget," kata dia.

Baca juga: Bandara NYIA Kulon Progo Buka Peluang Rute Penerbangan Asia dan Timur Tengah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com