Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Dewan Kayu, Sekabel Ingin Indonesia Jadi Negara Penguasa Kayu Dunia

Kompas.com - 04/03/2019, 11:09 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Masih banyaknya asosiasi perkayuan dan mebel di Indonesia yang berjalan-jalan sendiri, menginisiasi Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi yang merupakan relawan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin untuk membentuk Indonesian Timber Council atau Dewan Kayu Indonesia.

Ketua Umum Sedulur kayu dan Mebel (Sekabel) Jokowi, Setyo Wisnu Broto mengatakan, Dewan Kayu Indonesia merupakan suatu wadah bagi para asosiasi perkayuan dan mebel, pemerintah, akademisi dan lembaga keuangan atau perbankan untuk membuat route map atau peta jalan Indonesia menjadi penguasa kayu dunia.

"Selama ini di Indonesia banyak asosiasi. Mereka berjalan sendiri-sendiri yang akhirnya antara dunia bisnis, pemerintah, akademisi dan sistem lembaga keuangan tidak pernah menyatu. Dengan adanya Dewan Kayu Indonesia, mereka bisa menyatu membuat peta jalan Indonesia menjadi penguasa kayu dunia dalam lima sampai delapan tahun ke depan," kata Wisnu di Solo, Jawa Tengah, Senin (4/3/2019).

Baca juga: Komunitas Pengusaha Kayu dan Mebel Dukung Jokowi-Maruf Amin

Menurut Wisnu, kebutuhan kayu dunia dari Food and Agriculture Organization (FAO) mencapai 600 miliar dolar AS dalam satu tahun dan tumbuh 7 persen setiap tahun. Bahkan, FAO akan merilis kebutuhan kayu dunia pada tahun 2020 mencapai 1.000 miliar dolar AS.

"Kalau kita bicara tanam kayu hari ini, kemudian kita panen di lima tahun yang akan datang, pada posisi itu kebutuhan kayu dunia mungkin sudah mencapai 1.200 miliar dolar. Dan, itulah yang akan kita kejar untuk pembentukan Dewan Kayu Indonesia ini," ucapnya.

Pihaknya berharap Dewan Kayu Indonesia bisa terbentuk pada tahun ini, sehingga semua asosiasi, pemerintah, akademisi dan lembaga keuangan dapat bersatu untuk mewujudkan Indonesia menjadi penguasa kayu dunia.

"Dewan Kayu Indonesia ini nanti merupakan bagian dari Sekabel yang kita bentuk hari ini. Bukan nanti kita metamorfosis menjadi Dewan Kayu Indonesia itu tidak. Dewan Kayu Indonesia ini sasaran jangka menengah kami untuk bergerak di bidang ekonomi yang lebih cerdas, terkonsep dan tersetruktur," jelas dia.

Wisnu menjelaskan, perang dagang yang terjadi bukan untuk dihindari, akan tetapi harus dihadapi dengan cerdas. Salah satunya adalah dengan menyatukan semua pemangku kepentingan dalam satu wadah, yaitu Dewan Kayu Indonesia.

Baca juga: Sedulur Kayu dan Mebel Ajak Tenaga Kerjanya Menangkan Jokowi-Maruf Amin

Lebih jauh Wisnu menyampaikan, dari data FAO, Indonesia baru mampu memasok kebutuhan kayu dunia sebesar 5 persen dalam bentuk semua produk. Artinya, angka itu masih sangat kecil.

"Padahal kayu yang tumbuh di Indonesia itu paling cepat di dunia. Seperti kayu ringan, medium, dan keras. Kayu ringan dan menengan ini kekerasannya itu di negara lain bisa dipanen setelah 10 sampai 15 tahun. Di Indonesia 4 sampai 6 tahun sudah bisa dipanen," kata Wisnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com