KLATEN, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah akan melibatkan awak media dalam upaya penanggulangan bencana, khususnya erupsi Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, mengatakan, media adalah unsur penting yang bisa memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat terkait kebencanaan.
"Mungkin saya sedikit terlambat merespons kepada media. Ini koreksi bagi birokrasi kami. Ternyata media perlu membentuk suatu forum untuk edukasi kebencanaan dan akan saya eksekusi 2019 nanti," kata Sarwa dalam sosialisi bencana gunung Merapi di Klaten, Sabtu (15/12/2018).
Sarwa mengatakan, melalui komunikasi dengan media, diharapkan informasi apapun tentang Gunung Merapi bisa langsung sampai ke masyarakat.
"Ini luar biasa, atas nama Pemprov Jateng saya berterima kasih. Masyarakat Klaten, Boyolali, Magelang, dan Sleman, bersandar pada media," kata dia.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya alias hoaks.
Selama ini pihaknya selalu melakukan klarifikasi terlebih dahulu dengan lembaga berkompeten seperti BNPB dan BPPPTKG Yogyakarta.
"Terkait hoaks, kami selalu klarifikasi kepada lembaga yang berkompetensi, biasanya dengan Pak Topo (HUmas BNPB), kalau soal Merapi dengan Bu Heni (Kepala BPPTKG Yogyakarta," ujar Sarwa.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar, Ini Sebabnya Menurut PVMBG
Dalam sosialisasi bertajuk "Ngadepi Bebaya Gunung Merapi" itu, BPBD Jawa Tengah juga mengundang relawan empat wilayah, yakni Magelang, Boyolali, Klaten, dan Sleman.
Gunung Merapi sempat mengalami erupsi freatik sejak Mei 2018. Kondisi itu menjadi pertimbangan status Merapi yang naik dari normal menjadi waspada sampai sekarang.
"Tidak hanya Merapi, Indonesia ini adalah mall-nya. Jadi ada juga longsor, banjir, bahkan tsunami. Maka dari itu keterlibatan media dalam memberikan informasi kepada masyarakat sangatlah penting," kata Sarwa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Susanto, menambahkan pihaknya telah mempersiapkan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Merapi dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan.
"Mereka kami berikan pelatihan agar tanggap bencana. Kami juga sudah mempersiapkan Tempat Evakuasi Akhir (TEA), termasuk membentuk sistem Sister Village (Desa Bersaudara)," ujar Edi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.