LAMONGAN, KOMPAS.com – Alfian, salah satu guru di SMK Muhammadiyah 1 Lamongan, Jawa Timur, dibuat gemas oleh ulah murid-muridnya yang selalu membawa helm ke dalam kelas.
Ia mencoba menegur para siswanya lantaran tidak nyaman dengan adanya helm di kelas. "Saya merasa agak terganggu dengan pemandangan itu, tidak enak dipandang,” ujar Alfian kepada Kompas.com, Kamis (22/11/2018).
Namun para siswa beralasan bahwa mereka membawa masuk helm ke kelas karena takut helm kepanasan karena area parkir di SMK tersebut tidak dilengkapi atap peneduh.
Alfian kemudian berinovasi. Pada Juli 2018 jadilah inovasi helm yang dibuatnya. Helm tersebut merupakan helm biasa, hanya saja dia tempeli panel surya dan dikoneksikan dengan pengisi daya handphone.
Baca juga: Pemerintah Terus Dorong Siswa SMK Lakukan Inovasi
Dengan demikian, helm ini menyerap tenaga surya sekaligus mengubahnya menjadi listrik untuk mengecas handphone. Di dalam helm disematkan konverter, baterai, lampu indikator serta kabel yang diperlukan untuk mengubah energi surya jadi energi listrik.
“Pengerjaannya mudah kok, paling butuh waktu sekitar satu minggu. Sebab yang lama itu pesan onderdil (komponen), yang itu susah saya dapatkan di Lamongan. Kemarin saya pesan di toko online, baru dapat (dikirim) tiga hari setelah pesan. Merancangnya itu bisa cepat dilakukan, asal alat-alat (komponen) itu ada (tersedia),” terangnya.
Menurut Alfian, helm dengan panel surya ini bisa saja digunakan oleh para ojek online. Sebab mereka memiliki mobilitas tinggi dan harus terhubung dengan handphone sebagai alat bantu transaksi dan komunikasi.
“Dengan memakai helm ini, tidak perlu lagi repot-repot dalam mencari tempat untuk mengisi daya handphone,” kata Alfian.
Baca juga: Becak Listrik Tenaga Surya Karya Pak Guru untuk Yogyakarta Tercinta
Si Enis
Helm ciptaan Alfian ini kemudian diberi nama Si Enis, kepanjangan dari Pengisi Energi Surya.
Menurut dia, Si Enis ini masih sesuai dengan standar keamanan yang ditentukan karena tidak mengubah fungsi utama helm sebagai pelindung kepala.
Selain itu, komponen selain panel tenaga surya, diletakkan di dalam pet atau sirip depan helm. Dengan komposisi ini, komponen kelistrikan tersebut terlindungi dari guyuran air hujan.
Hanya saja, Si Enis belum bisa diproduksi dalam jumlah banyak saat ini, lantaran Alfian mengaku masih ingin menyempurnakan helm tersebut, sekaligus belum mengantongi izin Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Baca juga: Bak Sampah Tenaga Surya, Inovasi Terbaru Siswa SMKN 2 Lamongan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.