Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Air dan Gas 30 Meter Mengandung Metan, Warga Tidak Boleh Merokok di Lokasi

Kompas.com - 08/08/2018, 15:30 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com — Hasil pengamatan tim Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur menyebutkan semburan air disertai gas setinggi 30 meteran di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi mengeluarkan gas metan.

"Ada gas metan. Ditandai dengan gelembung-gelembung air yang berada disekitar sumur," kata Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur, Kukuh Sudjatmiko kepada wartawan usai meninjau sumur bor yang menyemburkan air disertai gas di Sidolaju, Ngawi, Rabu ( 8/8/2018) siang.

Kukuh menjelaskan tingginya semburan air hingga mencapai 30-an meter lantaran ada dorongan gas dari bawah. Pasalnya bila disertai gas maka semburan air hanya kecil saja.

Ia menyatakan semburan gas metan di area sumur bor persawahan itu tidak berbahaya bagi warga. Apalagi semburan gasnya berada di area terbuka.

Baca juga: Kronologi Terjadinya Semburan Air Disertai Gas hingga 30 Meter yang Gegerkan Warga

Lain halnya bila semburan gas itu terjadi di ruang tertutup maka membahayakan. Kendati demikian ia mengingatkan warga untuk tidak merokok di dekat area sumur bor.

"Lokasinya kan jauh dari pemukiman. Insyallah tidak membahayakan," ungkap Kukuh.

Tak hanya mengecek lokasi, kata Kukuh, timnya juga mengambil sampel air untuk dicek di laboratorium. Dengan demikian ia belum bisa memastikan layak tidaknya air yang berasal dari semburan sumur milik Mujiyanto untuk dikonsumsi.

Ditanya berapa lama semburan air disertai gas akan berhenti, Kukuh tidak bisa memastikannya. Namun kejadian serupa yang terjadi beberapa tahun lalu semburan airnya tidak sampai satu minggu. "Kami berharap tidak langsung lama," jelas Kukuh.

Baca juga: Semburan Air dan Gas Setinggi 30 Meter Jadi Obyek Wisata Dadakan

Bagi Kukuh, fenomena semburan air dan gas di Ngawi terjadi lantaran di daerah itu potensi air dan gasnya tinggi.

Ditanya apakah semburan air di Sidolaju akan bernasib sama dengan kasus Lapindo di Sidoarjo, Kukuh mengatakan kasusnya berbeda. Bila kasus di Lapindo karena ada faktor industri. Sementara di Sidolaju lantaran fenomena alam.

Senada dengan Kukuh, Pelaksana Tugas Camat Widodaren, Maryono menyatakan kejadian semburan api pernah terjadi di wilayah Kecamatan Widodaren setahun yang lalu. Namun semburan apinya redup dalam hitungan sehari satu malam. 

Kompas TV 11 Tahun Lumpur Lapindo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com