LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Tercatat empat pelajar di Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia akibat gempa bumi di Lombok, yang terjadi pada Minggu (29/7/2018).
Hal itu ditegaskan oleh Lalu Suandi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Timur, saat mengunjungi posko korban gempa yang terparah yakni di SDN 1 Obel-obel, Desa Obel-obel Kecamatan Sambelia, Minggu (30/07/2018).
"Menurut catatan kami, pelajar yang meninggal ada empat," kata Lalu Suandi.
Hal ini dibenarkan juga oleh Kepala Desa Obel-obel Harun Nawadi saat ditemui di posko korban yang berada di SDN 1 Obel-obel.
Baca juga: Kemendikbud Dirikan Kelas Darurat Pascagempa Lombok
Menurut Suandi di masa tanggap darurat bencana seperti saat ini pihak Dinas Pendidikan Lombok Timur tengah mengupayakan bagaimana caranya agar pembelajaran efektif tetap berlangsung seperti biasanya.
"Kami segera kordinasikan, agar bagaimana caranya setelah penangan tanggap darurat ini selesai bisa diupayakan pembelajaran efektif seperti sedia kala," kata Suandi.
Alaternatifnya, mungkin dengan mendirikan kelas-kelas darurat di rumah-rumah warga yang aman untuk ditempati.
"Karena fokus kami di masalah pendidikan jadi pihak kami sesegera mungkin untuk mengupayakan bagaimana caranya supaya aktivitas belajar bisa berjalan lagi. Entah mungkin caranya dengan mendirikan kelas-kelas darurat atau bagaimana," tegasnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tengok Korban Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat
Hal lain yang menjadi perhatiannya yakni bagaimana mengupayakan sesegera mungkin mengatasi trauma yang menimpa korban anak-anak pascagempa.
Ia berharap ada relawan-relawan yang mau mengupayakan hal tesebut untuk memulihkan psikologi anak seperti sedia kala.
"Ini penting untuk memulihkan kondisi mental korban anak-anak," katanya.