Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Histeris Iringi Pemulangan Warga Terdampak Pembangunan Tol

Kompas.com - 07/05/2018, 14:19 WIB
Slamet Priyatin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Ibu-ibu yang mengungsi di gedung DPRD Kendal karena rumah dan tanahnya terkena proyek pembangunan tol Semarang-Batang, menangis histeris ketika hendak pulang ke kampung halamannya, Senin (7/5/2018).

Mereka menangis karena tak punya rumah lagi. Rumah satu-satunya tersebut dieksekusi untuk pembangunan tol Semarang-Batang.

Salah satu warga Sumbersari Ngampel, Mursiti (48) mengatakan, rumah yang ia bangun dari jerih payah menjadi TKW di luar negeri selama 10 tahun itu kini rata dengan tanah.

Ia mengaku diesekusi paksa karena ia tidak mau menerima ganti rugi. 

“Tanah saya dihargai Rp 250.000. Padahal harga tanah sekarang sangat mahal," kata Mursiti. 

Baca juga : Cerita Pengungsian Warga Terdampak Pembangunan Jalan Tol di Kendal

Selama ini, Mursiti menginginkan harga tanahnya bisa naik, minimal sesuai dengan harga sekarang.

Warga lainnya, Saodah (65), mengaku bingung. Setelah pulang ke kampung halamannya di Desa Kertosari, Brangsong, ia harus tinggal dimana.

Karena ia sudah tidak mempunyai rumah. Selama ini, sebelum menginap di halaman gedung DPRD Kendal, ia tidur di rumah saudaranya.

“Saya minta keadilan,” ujarnya.

Baca juga : Komnas HAM Tindaklanjuti Aduan Warga Terdampak Tol Malang-Pandaan

Ketua DPRD Kendal Prapto Utono bersama Bupati Mirna Anissa menemui warga korban pembangunan jalan tol.

 

Dalam pertemuan itu, mereka mengaku telah mendatangi DPR RI dan Ombusdman Jakarta.

Hasilnya, persoalan yang menimpa warga Kendal terkait ganti rugi tanah dan rumah yang terdampak pembangunan jalan tol, sudah ditampung dan segera ditindaklanjuti.

“Saya dapat informasi, saat ini Ombusdman ada di kantor pertanahan Kendal untuk meminta keterangan jalan tol ini,” ujarnya.

Tono, berharap warga bersabar dan persoalan ini segera selesai.

Bupati Kendal, Mirna Anissa, meminta warga menginap di rumah dinasnya sampai persoalan ini selesai.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com