Bantu Korban Gempa, Polda Jabar Kirim Satu Peleton Brimob

BANDUNG, KOMPAS.com – Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menerjunkan satu peleton satuan Brimob ke masing-masing lokasi terdampak gempa di Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya dan Garut.

“Anggota sedang berangkat lagi masih ada satu desa yang rusak sekarang satu peleton berangkat kesana untuk membawa perlengkapan tenda untuk membantu evakuasi dan membatu seperlunya,” kata Agung, di Bandung, Minggu (17/12/2017).

Hari ini, Agung akan langsung memantau lokasi terdampak gempa.

Ia mengatakan, berdasarkan informasi, Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan rumah-rumah yang paling banyak, bahkan terdapat korban jiwa di lokasi itu.

“Insyaalah besok saya kesana saya pimpin kesana, di kabupaten Ciamis, Pangandaran aman,” katanya.

(Baca juga : Data Sementara BNPB, 2.935 Rumah Rusak akibat Gempa Tasikmalaya)

Sementara itu Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo memerintahkan seluruh prajuritnya segera turun tangan membantu masyarakat yang terkena musibah akibat gempa.

Doni pun memerintahkan agar memanfaatkan fasilitas TNI seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bantuan, Pos Kesehatan serta mengerahkan anggota Denzi dan Denpal untuk membantu kesulitan masyarakat.

“Seluruh prajurit segera untuk turun tangan membantu masyarakat yang terkena musibah akibat gempa,” katanya.

Selain itu, Doni mengingatkan para prajuritnya agar menghindari tindakan yang kontra produktif yang dapat menimbulkan gesekan maupun hasil yang merugikan.

(Baca juga : Gempa Tasikmalaya, Bantuan Logistik yang Disalurkan Capai Rp 893 juta)

Diberitakan sebelumnya, gempa mengguncang dua kali selatan Jawa, Jumat (15/12/2107) tengah malam.

Gempa pertama terjadi pada pukul 23.04 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,5 berpusat di koordinat 7,29 derajat Lintang Selatan (LS) dan 106,69 derajat Bujur Timur (BT) atau 48 km barat daya Sukabumi, Jawa Barat. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Lalu gempa kedua terjadi pada pukul 23.47 WIB dengan magnitudo 6,9 di koordinat 7,75 derajat LS dan 108,11 derajat BT pada kedalaman 107 km. Gempa kedua berpotensi tsunami.

Akibat gempa tersebut, tiga orang dikabarkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan terjatuh saat gempa terjadi. Tak hanya itu, sejumlah rumah pun mengalami kerusakan di beberapa daerah terdampak.