SEMARANG, KOMPAS.com - Gempa dua kali yang terjadi di selatan Jawa, Jumat (15/12/2017) malam, menyebabkan lantai kerampik di Hotel Setos, Semarang retak.
Hal itu diinformasikan Ketua Panwaslu Kabupaten Magelang, Habib Saleh, yang kebetulan tengah berkegiatan dan menginap di hotel tersebut.
"Retak rambut, keramik lepas," ujar Habib, Sabtu (16/12/2107) dini hari.
Habib mengatakan, getaran gempa terasa kuat di Kota Semarang. Saat itu, ratusan tamu hotel MG Setos di jalan Inspeksi, Kembangsari, Semarang Tengah, Kota Semarang, berhamburan keluar sesaat setelah gempa.
"Gempa di Sukabumi, ratusan hotel Setos Semarang berhamburan keluar," kata Habib.
Sementara itu, sejumlah warga di Perumahan Ungaran Baru, Kabupaten Semarang, memilih berjaga-jaga pasca gempa tersebut. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Pasalnya gempa yang dirasakan oleh warga tersebut merupakan gempa terkuat yang pernah dirasakan di Ungaran.
"Saya sampai bopong anak saya yang masih tidur keluar rumah. Pot-pot gantung goyang semua," kata Buyung (40), salah satu warga.
Baca juga : Gempa di Pulau Jawa, Satu Orang Tewas dan Sejumlah Bangunan Rusak
Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, hampir semua wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang merasakan dampak gempa dari pesisir Jawa Barat tersebut.
Namun hingga kini belum ada laporan kerusakan yang masuk. Pihaknya meminta warga selektif mencerna informasi, sebab banyak informasi hoaks berseliwera di media sosial tentang kejadian ini.
"Kami tetap memonitor," kata Heru.
Gempa mengguncang dua kali selatan Jawa, Jumat (15/12/2107) tengah malam.
Gempa pertama terjadi pada pukul 23.04 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,5 berpusat di koordinat 7,29 derajat Lintang Selatan (LS) dan 106,69 derajat Bujur Timur (BT) atau 48 km barat daya Sukabumi, Jawa Barat. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Baca juga : BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Akibat Gempa Tasikmalaya
Lalu gempa kedua terjadi pada pukul 23.47 WIB dengan magnitudo 6,9 di koordinat 7,75 derajat LS dan 108,11 derajat BT pada kedalaman 107 km. Gempa kedua berpotensi tsunami.