Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2017, 09:37 WIB
Hadi Maulana

Penulis

BATAM, KOMPAS.com - Permasalahan sampah di Batam sampai saat ini belum bisa teratasi. Bahkan, jika pengelolaan sampah masih dilakukan secara manual seperti sekarang ini, diprediksi Batam akan mengalami krisis tempat pembuangan akhir (TPA) kurang dari enam tahun ke depan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Batam Jefridin mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa seperti layaknya kota besar di Indonesia, volume sampah rumah tangga di Kota Batam terus mengalami peningkatan secara signifikan seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk.

"Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, pada tahun 2014, jumlah timbunan sampah mencapai nilai 432.264 ton per tahun, artinya setiap hari setidaknya ada kurang lebih 1.184,28 ton sampah per harinya," kata Jefridin, Rabu (13/12/2017).

Saat ini, lanjut Jefridin, Batam memiliki TPA yang berada di Telaga Punggur dengan luas 46,8 hektar. Dari total luasan tersebut, hanya 24,3 hektar yang saat ini telah digunakan untuk mengelola sampah.

"Jika membandingkan luasan tersebut dengan produksi sampah di Batam, maka diperkirakan TPA Telaga Punggur hanya dapat menampung sampah kurang dari 6 tahun ke depan. Makanya, perlu inovasi pengolahan sampah agar dapat mengurangi sampah sebanyak mungkin dari TPA untuk saat ini dan di masa mendatang jika tidak mau krisis lahan untuk TPA," ungkapnya.

Baca juga : Di Pulau Pombo yang Cantik Masih Banyak Ditemukan Sampah

Adapun kendala kedua, Jefridin mengatakan masalah regulasi. Sebab, hingga saat ini belum ada perda yang mengatur masalah tipping fee bila pengelolaan sampah akan diserahkan kepada pihak swasta.

"Masalah regulasi ini sudah berada di DPRD Batam, karena 2018 Dewan akan membahas terkait perda tipping fee ini," tutupnya.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin ditemui di Batam mengaku, permasalahan sampah di Batam bisa teratasi. Salah satu pilihannya ialah dengan pengelolaan sampah yang mengkonversinya menjadi energi, atau yang dikenal dengan waste to energy (WtE).

"Dalam mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah tersebut, Syarif mengaku perlu skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU)," kata Syarif.

Namun dalam perkembangannya, sambung Syarif, proyek KPBU pengelolaan sampah Kota Batam masih dihadapkan dengan beberapa isu, seperti tidak adanya perda yang mengatur tipping fee yang selama ini menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan sampah Kota Batam selema ini.

Baca juga : Limbah Medis Berserakan di Tempat Pembuangan Sampah di Cirebon

Selain itu, dalam mengembangkan proyek KPBU pengelolaan sampah, Kota Batam juga memerlukan komitmen dukungan dari pemangku kepentingan terkait.

"Peran seluruh pemangku kepentingan sangat krusial dalam mempercepat pelaksanaan proyek KPBU pengelolaan sampah di Kota Batam. Bahkan, kami sebagai simpul KPBU Kementerian PUPR mendorong komitmen dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam percepatan pelaksanaan proyek KPBU pengelolaan sampah Kota Batam," jelasnya.

Kompas TV Limbah medis alat-alat kesehatan yang tergolong bahan berbahaya dan beracun tampak berserakan di Cirebon.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com