Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CCTV Bersuara, Penegur Pengendara Bandel di Simpang Jalan Kota Bandung

Kompas.com - 15/09/2017, 12:08 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

KOMPAS.com - Pekik suara Abdulah Putra Gandara (20) memecah keramaian di persimpangan Jalan Pasteur menuju Gunung Batu, Kota Bandung, Jumat (15/9/2017) siang.

Sambil menatap layar kamera pantau, suaranya lantang nan tegas, menegur pengendara roda dua yang berhenti di zebra cross.

"Pengendara motor matic hitam, tolong mundur. Berhenti di belakang zebra cross, karena zebra cross diperuntukan bagi pejalan kaki. Sekali lagi tolong mundur pak," kata Putra.

Putra menjadi satu dari 14 operator yang bertugas di Area Traffic Control System (ATCS) milik Dinas Perhubungan Kota Bandung yang berlokasi di Balai Kota Bandung.

(Baca juga: Pelanggar Lalu Lintas, Jangan Kaget jika Ditegur CCTV Bersuara)

 

ATCS merupakan program pengatur lalu lintas di persimpangam jalan dengan menggunakan kamera pantau Closed Circuit Television (CCTV) serta dilengkapi pengeras suara.

Inovasi 'CCTV bersuara' memang tengah hangat diperbincangkan oleh warga Bandung. Mereka mengapresiasi program tersebut yang dinilai efektif untuk menegur pengendara bandel.

Putra sudah seminggu lebih penjadi operator di ATCS. Ia punya latar belakang relawan tertib lalu lintas. Profesi barunya itu seakan menjembatani semangatnya untuk mengubah perilaku buruk masyarakat dalam berkendara.

"Saya baru kerja seminggu lebih di sini. Ada kebanggaan juga mendapat amanah menjadi abdi negara untuk membantu petugas menertibkan pengendara nakal," ucap Putra saat berbincang dengan Kompas.com di sela kesibukannya memberi imbauan di ruang kontrol.

Putra mengatakan, inovasi tersebut sangat efektif untuk mengedukasi masyarakat untuk tertib berlalu lintas. "Dulu saya kan jadi relawan di jalan, panas capek. Tapi di sini lebih enak, lebih efektif," ungkapnya.

Petugas lainnya, Ulfa (20) mengaku senang bisa membantu petugas Dinas Perhubungan dan anggota polisi lalu lintas dalam menciptakan ketertiban di persimpangan jalan. Namun, ia pun kerap jengkel tiap menemukan pengendara yang bandel meski telah mendapat teguran.

"Senang karena bisa mengimbau orang yang salah. Sukanya kalau imbauannya di dengar pengendara. Tapi sedihnya kalau imbauan kita diacuhin. Apalagi ibu-ibu, kadang susah dikasih tahu," kata Ulfa.

(Baca juga: Terekam CCTV, Seorang Bocah Jadi Korban Tabrak Lari di Bandung)

 

Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Dishub Kota Bandung, Sultoni menjelaskan, program 'CCTV bersuara' itu digagas oleh para relawan gerakan intip disiplin. Seiring berjalannya kampanye tertib lalu lintas, inovasi membuat pengeras suara di tiap simpang jalan pun lahir.

"Pada perkembangannya, kita mendapat apresiasi positif dari masyarakat di media sosial juga. Bulan September ini kita lakukan rutin setiap hari," ucapnya.

Sultoni mengatakan, saat ini Dishub Kota Bandung memiliki 150 CCTV yang terpasang di 40 persimpangan jalan. Namun, baru 27 titik yang dilengkapi pengeras suara.

Menurut Sultoni, meski tak ada sanksi langsung, inovasi tersebut cukup memberi dampak signifikan bagi para pengendara yang kerap abai terhadap aturan berlalu lintas.

"Efek secara statistik belum kita rekap. Tapi secara visual di lapangan sudah banyak masyarakat yang mengetahui itu. Akhirnya setiap berhenti di persimpangan atau parkir di trotoar jadi berpikir dua, tiga kali. Sekarang sudah ada perubahan perilaku berkendara dari masyarakat," ungkapnya.

"Jadi saat ini masyarakat tak akan jera dengan sanksi tilang atau denda. Mereka justru lebih takut mendapat sanksi sosial, misalnya ditegur di depan umum atau mengunggah rekaman pelanggaran pengendara ke akun sosial media," tambah Sultoni.

Meski demikian, Sultoni tetap menginstruksikan kepada para operator agar tetap santun dalam memberi imbauan dan teguran.

"Instruksi khusus bagi operator tidak ada, kita hanya memberikan teguran dan edukasi secara santun dan bisa diterima oleh masyarakat. Cara menegur pun kita berhati-hati," tutupnya.

Kompas TV CCTV Lampu Merah Pantau Pelanggar lalu Lintas di Bandung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com