Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Terbaring Lemah Diserang Tumor pada Paha dan Lututnya

Kompas.com - 26/08/2017, 18:50 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Paha dan lutut Nur (42) tampak melebihi ukuran paha dan lutut pada umumnya.

Warga Kecamatan Luyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini divonis dokter menderita penyakit kanker ganas di bagian lutut dan paha kanannya.

Saat ditemui di kediamannya, Jumat (25/8/2017), Nur tampak terbaring lemah di tempat tidur sejak lebih dari 7 bulan lalu. Ibu delapan anak ini lumpuh.

Selama sakit, ia hanya dirawat bergantian oleh anaknya yang masih kecil-kecil dengan obat tradisional. Suami Nur, Bayanuddin (38), hanya bekerja sebagai petani penggarap.

"Kalau pergi bapaknya kerja, tinggal saya sama anakku yang kecil, nanti sore baru pulang bapaknya. Baru datang sekolah itu anakku yang besar," kata Nur.

Dua orang anak Nur sudah menikah, sedangkan enam lainnya tinggal bersama dia dan Bayanuddin. Anak paling kecil berumur dua tahun delapan bulan.

Nur bercerita, awalnya hanya timbul benjolan kecil di bagian paha dan lututnya. Ia kemudian memeriksakan benjolan itu ke Puskesmas Pembantu Batupanga di desanya. Namun, tak ada perubahan. Tumor di kaki Nur bahkan terus berkembang.

Benjolan di kakinya itu pun semakin membesar hingga ukurannya melebihi bola kaki. Nur kemudian dirujuk ke RSUD Polewali Mandar. 

(Baca juga: Kisah Penderita Tumor Otak, Balita Sudah Menstruasi hingga Kebutaan)

Karena kondisinya tak kunjung membaik selama di Rumah Sakit Polewali Mandar, petugas rumah sakit kemudian merujuknya ke RS Wahidin Makassar.

Nur berobat menggunakan layanan kartu BPJS Mandiri. Sayangnya, selama lebih satu bulan berada di Makassar, ia tak kunjung dioperasi seperti janji dokter sebelumnya.

Menurut dia, dokter hanya melakukan biopsi, yakni tindakan diagnostik yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium.

Langkah ini untuk mendiagnosis suatu penyakit dan mengetahui jenis pengobatan atau terapi yang tepat bagi pasien.

Kehabisan uang

Lelah menanti operasi yang tak kunjung dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Makassar, Nur dan keluarganya memutuskan pulang ke kampung halaman. 

Mereka juga tidak punya biaya hidup untuk bertahan di sana. "Saya tidak punya biaya hidup lagi Pak di Makassar. Pasti keluarga pendamping butuh biaya makan juga," ujar dia.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com