Nur pulang dari Makassar pada 10 Agustus 2017 lalu. Selama satu bulan lebih berada di Rumah Sakit Wahidin Makassar untuk menjalani perawatan, Nur mengaku kesehatannya tak kunjung membaik.
Nur mengatakan, setelah di-biopsi dokter rumah sakit, kondisinya justru semakin melemah dan menurun. Padahal, awalnya ia masih mampu berjalan untuk makan dan minum di dapur.
Karena kehabisan biaya, Nur kini hanya mengandalkan obat tradisonal berupa dedaunan hingga minyak goreng yang kerap diusapkan di kakinya yang terserang tumor.
Ia berharap, dengan obat yang ada ini, ia bisa menemukan keajaiban Tuhan dan kelak kakinya bisa sembuh kemudian bisa beraktivitas normal.
Kepala Puskesmas Batupanga Suyuti mengatakan bahwa sebelum dirujuk ke Makassar, pasien tersebut memang ditangani pihak Puskesmas.
Namun, ia tak mengetahui bahwa pasien tersebut pulang dari Makassar. Rencananya, pihak Puskesmas akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat terkait Nur.
"Kasihan juga kalau pulang karena kami sudah fasilitasi untuk kesembuhannya," ujar Suyuti.
(Baca juga: Derita Tumor Tulang di Kaki hingga Tak Bisa Jalan, Jaka Batal Ikut UN)
Secara terpisah, Kepala Desa Baru Syamsuddin mengaki prihatin akan warganya yang menderita tumor.
Syamnsuddin malah menyayangkan tindakan kepala dusunnya yang tidak melaporkan kepadanya jika ada warganya yang sakit. Ia berjanji akan melakukan upaya untuk memberi bantuan bagi kesembuhan warganya.
"Kami akan koordinasi dulu bagaimana penanganan penyembuhannya," kata dia. Hingga kini, Nur masih terbaring di rumahnya. Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk biaya pengobatannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.