Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaring Apolo, Inovasi Azis untuk Ganti Cantrang dengan Alat yang Efektif dan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 14/07/2017, 15:11 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

KOMPAS.com – Mimpi Azis Tarsono (56) membuat alat tangkap ikan yang ramah lingkungan belum juga terwujud. Desain alat tangkapnya sudah jadi, namun impiannya itu masih tersimpan utuh di ruang kecil dalam rumahnya di Dukuh Sulur RT 4/5 Kelurahan Karangasem Utara, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Mimpinya masih terkendala modal. Meski begitu, Azis tak patah semangat. Di ruangan kurang lebih 5x5 meter itu, Azis berkreasi merealiasikan angannya membuat inovasi alat penangkap ikan bagi para nelayan yang efektif sekaligus ramah lingkungan.

“Jaring (buatan) saya harganya kurang dari Rp 50 juta, dan itu menguntungkan nelayan,” kata Azis, Jumat (14/7/2017).

Baca juga: Jokowi Minta Susi Percepat Distribusi Alat Pengganti Cantrang

Azis menjadi nelayan sejak tahun 1981. Namun ia kini pensiun karena mengalami kecelakaan belum lama ini. Dia terlihat memakai kursi roda saat Kompas.com datang berkunjung ke rumahnya

Untuk membuat alat tangkap, Azis rutin berdiskusi dengan awak kapal, nelayan, lalu mengadakan ujicoba di kolam belakang rumahnya.

Setelah melakukan ujicoba berkali-kali, pada 5 Agustus 2015 jadilah alat tangkap yang ia sebut jaring kelelawar dan jaring apolo.

Saat ujicoba di kolam, ikan yang ada di kolam terperangkap masuk dalam jaring. Jaring berhasil menangkap ikan secara selektif. Sehingga, ia yakin desain jaring buatannya bisa dibuat dalam skala yang lebih besar.

Seperti halnya alat tangkap lain, jaring kelelawar dan Apolo desainnya ditarik dari atas kapal, baik menggunakan mesin atau tenaga manusia.

Jaring tersebut juga dapat digunakan di berbagai kedalaman dan berada di atas permukaan terumbu karang.

Sebagai bekas nelayan, Azis tahu betul bagaimana dampak merusaknya alat tangkap cantrang yang kerap digunakan para nelayan saat ini. Cantrang digemari nelayan karena bisa dengan mudah menangkap ikan dalam jumlah besar. Namun, cantrang merusak lingkungan.

"Cantrang susah dihentikan saat ini karena diminati dan banyak untungnya," ucapanya.

Dengan inovasinya, Azis menyebutkan,  jaringnya bisa selektif menangkap ikan jumlah banyak.  Selain itu, harganya terjangkau dan pemakaian bahan bakar minyak kapal bisa lebih hemat.

Jaring buatannya dapat diinovasikan dengan perangkat hidrolik dan perangkat lunak. Hasil tangkapan ikan juga bisa diterima pasar internasional, karena prosesnya yang ramah lingkungan.

“Jaring saya itu menghemat BBM sampai 80 persen, hemat tenaga kerja juga, kualitas hasil tangkapannya lebih baik, dan harga ikan lebih tinggi,” ucapnya.

Namun, jaring kelelawar dan apollo buatannya belum teruji di lautan lepas, karena wujud jaring besar belum ada.

Diberi rumpon

Replika mini dari jaring kelelawar dan apolo inovasi Azis Tarsono, warga Batang, Jawa TengahKOMPAS.com/Nazar Nurdin Replika mini dari jaring kelelawar dan apolo inovasi Azis Tarsono, warga Batang, Jawa Tengah
Dalam desainnya, jaring buatan Azis dioperasikan dari atas kapal. Jaring diberi lampu dan umpan rumpon atau kulit sapi untuk memancing ikan datang.

Jaring diberi alat khusus untuk mengusir ikan hiu, dan diberi alarm jika nantinya menyentuh permukaan karang.

Seluruh kapal berbagai ukuran baik dapat menggunakan alat tangkap itu.

Jaring kelelawar dengan komponennya seperti jaring, tali, lampu, dan kabel dipatok harga Rp 47,5 juta. Sementara model apolo dengan komponen yang sama dipatok Rp 37,5 juta.

Jaring kelelawar dapat digunakan kapal ukuran 5GT hingga 100GT. Sementara Apollo digunakan dari kapal 5GT hingga 30GT.

“Jaring saya ini bisa diangkat tiap 5 sampai 10 menit. Ikan yang ditangkap hidup dan bisa dibudidayakan, dan itu menguntungkan nelayan karena harganya tinggi,” paparnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com