Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kardit Si Beruang Kurus di KBB Disebut Pernah Idap Cacingan

Kompas.com - 19/01/2017, 19:21 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mengungkapkan bahwa Kardit, beruang madu jantan yang menjadi viral di dunia maya lantaran badannya yang kurus, pernah sakit cacingan.

Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono mengatakan, fakta itu ditemukan setelah ia membuka hasil evaluasi pengelolaan Kebun Binatang Bandung (KBB). Upaya itu dilakukan Sustyo lantaran ia belum lama menjabat sebagai Kepala BBKSDA Jabar.

"Sebelum viral, saya sudah melihat aliran laporan yang negatif, saya buka file," ucap Sustyo saat ditemui di kantor BBKSDA Jabar, Jalan Gedebage Selatan, Kamis (19/1/2017).

Baca juga: BKSDA Jabar Periksa Beruang Madu di Kebun Binatang Bandung

Dalam laporan yang diterima wartawan, Sustyo menjelaskan, pasca-kematian gajah Yani pada 11 Mei 2016 silam, pihaknya meminta tim dokter hewan dari Taman Safari Indonesia untuk mengecek kondisi kesehatan seluruh koleksi hewan di KBB.

Berdasarkan hasil pemeriksaan selama sepekan, khusus untuk beruang madu (Helarctos malayanus), dari 11 ekor, ada seekor beruang jantan (Kardit) yang memperlihatkan kondisi tubuh yang kurus dan menunjukkan investasi parasit.

"Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel feses menunjukkan positif larva cacing," ujar Sustyo.

Setelah itu, BBKSDA Jabar meminta agar pengelola KBB untuk memberikan penanganan khusus kepada Kardit seperti evaluasi pakan, penimbangan jumlah intake, karantina, terapi enzim, serta suplemen dan diisolasi di kandang dalam.

"Dari 11 beruang, hanya satu yang kondisinya demikian (kurus). Itu bukan kurang makan, itu cacingan, dan kami sudah diminta untuk di-treatment. Sampai sekarang harusnya dia dikarantina, jangan diperagakan, itu yang salah. Kalaupun memang sehat, harus dicek lagi," tuturnya.

Baca juga: Makan Kotoran Sendiri, Perilaku Beruang KBB Tidak Normal

Namun, kata Sustyo, untuk memastikan kondisi kesehatan terkini, ia mesti menunggu laporan dari dokter hewan yang saat ini masih melakukan pemeriksaan. Dia pun belum bisa memberikan keterangan lebih rinci soal perilaku beruang yang memakan kotorannya sendiri.

"Saya harus minta second opinion dari dokter dan PKBSI. Enggak bisa memutuskan sendiri. Tim saya masih minta keterangan dari manajemen juga supaya latar belakangnya ada untuk menjawab pertanyaan publik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com