Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Gorontalo Dinilai Terjadi karena Rusaknya Daerah Tangkapan Air

Kompas.com - 01/11/2016, 13:14 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Banjir bandang di Gorontalo dinilai disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air.

Menurut Sugeng Sutrisno, Direktur Jaring Advokasi Pengeloan sumber Daya Alam  (Japesda) Gorontalo, hutan lindung yang menjadi untuk menyimpan air di Kabupaten Gorontalo tinggal 10 persen dari kawasan penyangga.

Sugeng mengungkapkan, kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki muara ke Danau Limboto kondisinya sudah sangat parah. Padahal daerah ini seharusnya mampu menyimpan air lebih lama saat hujan.

Luas kawasan penyangga sekarang 86.861 hektar dengan sisa hutan hutannya tinggal 10 persennya. Sisanya sudah beralih fungsi menjadi kawasan perkebunan sawit, Hutan Tanaman Industri (HTI), galian tambang C, pemukiman dan pertanian.

“Faktanya jika ada hujan lebat di hulu pada malam hari maka dipastikan besoknya akan terjadi banjir di daerah bagian bawahnya” kata Sugeng Sutrisno, Selasa (1/11/2016).

Selain itu, aktivitas pembalakan liar di masa lalu yang mendapat dukungan pemerintah juga turut menyumbang parahnya kawasan hingga terjadi malapetaka ini.

Rahman Dako, penggiat lingkungan di Gorontalo, juga mengkritik sikap inkonsistensi pemerintah dalam pengelolaan kawasan penyangga ini.

“Saya pernah diperiksa polisi terkait kritik illegal logging oleh perusahaan Korea. Saat diperiksa polisi banjir menggenangi hingga ke ruang pemeriksaan, dan saat sekarang terjadi lagi” kata Rahman.

Rahman mengingatkan pemerintah agar lebih revolusioner dan konsisten dalam menerapkan kebijakan lingkungan.

“Kita tidak bisa menentang kuasa alam," ujar Rahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com