Adakah sebagian dari pembaca yang masih ‘menangi’ (masih sempat bertemu atau berinteraksi) dengan para nenek, emak, mak-co/nenek buyut yang memiliki penampilan seperti gadis di foto kuno ini.
Perhatikan kakinya! Lihat betapa kecil dan mungilnya sepasang kaki yang nampak dalam foto itu dibanding ukuran tubuhnya. Terlebih bentuk yang runcing dan aneh tersebut.
Pernahkah anda melihat kaki yang demikian? Pernahkah anda mendapati kaki emak atau mak-co (nenek buyut) anda mempunyai kaki yang demikian semasa hidupnya?
Norma kecantikan
Itulah bentuk dan ‘norma’ kecantikan wanita di masa Dinasti Qing!
Anda tidak salah membaca. Itulah standar wanita cantik di masa Dinasti Qing yang dimulai tahun 1644 dengan runtuhnya Dinasti Ming.
Dinasti Qing yang didirikan oleh orang-orang Manchu dari klan Aisin Gioro, adalah dinasti penutup Negeri China, dinasti terakhir dan sekaligus dinasti yang paling berpengaruh dalam meletakkan dasar China Modern saat ini.
Sebenarnya Dinasti Qing awalnya bernama Later Jin Dynasty, atau dalam bahasa Manchu sendiri adalah Amaga Aisin Gurun di tahun 1616. Di tahun 1636 kemudian berganti nama menjadi Qing yang berarti suci bersih.
Pelipatan kaki ini sebenarnya sudah jauh dimulai sebelum Dinasti Qing, yakni di abad 11. Dimulai dari kalangan The Have yang menunjukkan derajat dan tingkatannya yang lain dibandingkan dengan golongan bawah atau peasant.
Perkembangan kebiasaan ini tidak terlalu pesat, sampai dengan tahun 1644, di mana Dinasti Ming ambruk dan digantikan dengan Dinasti Qing, yang sekaligus merupakan dinasti terakhir China (filmnya Bertolucci, The Last Emperor).
Berkuasanya Dinasti Qing yang dikuasai oleh suku minoritas Manchu membawa reformasi besar-besaran di China. Sampai sekarang masih banyak warisan dari Dinasti Qing yang masih dipakai, termasuk banyak sekali pencapaian-pencapaian dalam penyatuan China.
Provinsi Xinjiang dengan suku Hui yang mayoritas muslim ditaklukkan dan diakuisisi di jaman Dinasti Qing (Film “Shu Jian En Chou Lu”/Pedang dan Kitab Suci) oleh Kaisar Kang Xi.
Akar kata “Hui Jiao” (Islam dalam bahasa Mandarin) diyakini berasal dari sini, karena suku Hui, dan jiao (baca ciau) yang berarti “ajaran”, secara bebas diterjemahkan sebagai “ajaran suku Hui”.
Ciri khas Dinasti Qing yang tidak bisa hilang dari ingatan semua orang adalah: kuncir kepala untuk cowok, dan kaki terlipat untuk cewek.