Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Longsor, Kulonprogo dan Gunungkidul Dipantau

Kompas.com - 22/09/2016, 17:24 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta mencatat, ada sebanyak 21 kecamatan di Yogyakarta yang rawan longsor. Titik terbanyak rawan longsor terdapat di Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul.

"Kami sudah melakukan pemetaan rawan longsor di kecamatan-kecamatan seluruh DIY," ujar Kepala Seksi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Danang Samsurizal, saat dihubungi, Kamis (22/9/2016).

Danang menuturkan, dari hasil pemetaan BPBD DIY, di Kabupaten Sleman terdapat tiga kecamatan rawan longsor, yakni Pakem, Turi dan Cangkringan.

Kecamatan Kulonprogo rawan longsor di enam kecamatan, yakni Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Nangulan, Pengasih dan Samigaluh, sedangkan Kabupaten Bantul di lima kecamatan, yakni Kretek, Pundong, Imogiri, Piyungan dan Dlingo, serta Kabupaten Gunungkidul di enam Kecamatan, yakni Patuk, Gedangsari, Ngilipar Panggang, Purwosari dan Ngawen.

"Kalau resminya setiap tahun 16, tetapi bertambah di musim penghujan ini total ada 21 kecamatan. Ini berdasarkan pemetaan bulan September," tegasnya.

Dilihat dari pemetaan, lanjutnya, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul paling banyak terdapat kecamatan yang rawan longsor karena daerah di dua kabupaten tersebut merupakan perbukitan.

"Kulonprogo dan Gunungkidul ada enam Kecamatan yang kami pantau," tandasnya.

Danang menyampaikan, sebagai antisipasi, khususnya memasuki musim penghujan, pihaknya melakukan pengecekan di setiap kecamatan rawan longsor. Mereka juga mengecek kesiapsiagaan relawan dan masyarakat.

"Sebenarnya setiap tahun kami sudah siapkan, alat semua siap. Personel di BPBD DIY disiapkan 50, itu belum di BPBD kota/kabupaten ditambah relawan," tuturnya.

Terkait musim penghujan ini, Danang menyampaikan di DIY ada 15 kecamatan rawan banjir. Lokasi rawan banjir ini ada di Kota Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul.

"Untuk sementara, yang terpetakan itu akibat luapan air sungai," ucapnya.

Dia mengimbau memasuki musim penghujan ini, masyarakat yang memiliki aset di pinggir sungai, seperti karamba ikan agar segera diamankan ke lokasi yang jauh dengan luapan. Selain itu, masyarakat di pinggiran sungai juga diminta untuk terus memantau ramalan cuaca dan volume debit air saat turun hujan deras.

"Relawan-relawan yang ada di bantaran sungai siap-siap baik personil dan peralatan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com