Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Dedi: Pelajar Belum Bisa Pegang Cangkul Tak Bisa Naik Kelas

Kompas.com - 12/09/2016, 09:26 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, pelajar di daerahnya jika belum bisa pegang cangkul untuk bertani dan membantu orangtuanya tak akan bisa naik kelas di sekolahnya.

Syarat itu diberlakukan bertujuan membentuk karakter generasi muda di wilayahnya untuk bisa mandiri dan membantu keluarga sejak kecil.

"Tujuan pemerintah daerah semua ini untuk pemenuhan pendidikan anak yang selalu diutamakan. Pendidikan anak jangan sampai hanya pintar saja secara akademik. Tapi harus bisa diaplikasikan untuk mandiri dan membantu orangtuanya sejak kecil. Misal, kalau pelajar belum bisa pegang cangkul untuk bertani tak akan bisa naik kelas di sekolahnya," terang Dedi kepada Kompas.com, Senin (12/9/2016) pagi.

Selama ini, Dedi menilai, ada beberapa aspek pendidikan anak di era modernisasi yang berubah karena kemajuan zaman.

Seperti pelajar lebih senang bermain dan berkeliaran menggunakan kendaraan di perkotaan.

Kebiasaan itu seakan telah menghapuskan ajaran orangtua terdahulu yang mengajarkan anaknya bertani, menggembala ternak, dan membantu orangtuanya di perkampungan.

"Kenapa saya melarang pelajar membawa motor ke sekolah? Tujuannya itu supaya anak jangan sampai salah jalan hidupnya. Seharusnya seorang anak malam hari itu berada di rumah, membantu orangtua. Kenapa PR sekolah ditiadakan, karena anak di rumah harus mengerjakan PR di rumahnya, yaitu membantu orangtuanya," kata dia.

Menurut Dedi, selama ini produksi daging di Negara ini menurun karena kebiasaan generasi di perkampungan lebih memilih menghabiskan bermain di kota daripada membantu orangtuanya menernak hewan.

Produksi berkurang sedangkan konsumsi sangat tinggi.

"Kondisi seperti ini berbahaya secara aspek emosional ekonomi. Secara emosional waktu remaja perkampungan bisa cepat jadi dewasa belum waktunya, dan secara ekonomi warga belum mampu memaksakan untuk memenuhi keinginan anaknya untuk membeli motor, misalnya," tambah dia. 

Ia menambahkan, selama ini kendaraan menjadi salah satu godaan bagi mereka yang seharusnya bisa lebih kreatif dan bisa membantu kedua orangtuanya di rumah.

"Kita mencoba membatasi godaan bagi penerus bangsa ini bisa membawa ke pergaulan yang tak baik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com