Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jogja Independent" Terinspirasi "Teman Ahok", tetapi Bergerak dari Bawah

Kompas.com - 31/03/2016, 11:13 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Keberanian "Teman Ahok" diakui menjadi inspirasi bagi "Jogja Independent" (Joint) untuk bergerak. Hanya saja, karena di Yogyakarta dinilai tidak ada sosok pemimpin yang "bekerja", maka gerakan independen harus dimulai dari bawah.

"Inspirasi tentang keberanian kawan-kawan yang di Jakarta bergerak untuk kemudian mendorong Ahok maju (sebagai calon gubernur) independen jelas. Keberanian itu menginspirasi Yogyakarta," ujar Yustina Neni, Koordinator Sekretariat Joint, saat ditemui Kompas.com, Rabu (30/3/2016).

Namun, lanjut Neni, dibandingkan gerakan di Jakarta, tantangan berat dan lebih tinggi justru dihadapi oleh gerakan independen di Yogyakarta. Pasalnya, di kota budaya ini, belum ada sosok yang dinilai berkualitas untuk diusung seperti di Jakarta.

"Tantangan yang dihadapi di Yogya lebih tinggi dan berat karena kita sama sekali belum memiliki pemimpin yang sudah bekerja. Punya pemimpin bekerja, tetapi hasilnya buruk sekali, membuat kita kacau balau dan gelisah seperti ini," tegasnya.

(Baca juga: "Jogja Independent" Dinilai Lebih Menarik daripada "Teman Ahok")

Selain tidak adanya sosok pemimpin yang bekerja, Neni menyadari bahwa masyarakat tidak memiliki pengalaman mencari pemimpin. Pasalnya, selama pelaksanaan pemilu dan pilkada, masyarakat hanya disuguhi foto-foto calon lalu datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih.

"Pilkada 2017 juga akan sama. Padahal, sudah terbukti bahwa pemimpin yang sekarang adalah hasil dari itu sehingga membuat kita sangat tidak percaya terhadap partai dan perlu membuat tim independen," tandasnya.

Melihat semua hal itu, sistem gerakan independen di Yogyakarta jelas berbeda dengan di Jakarta. Di Yogyakarta, gerakan dimulai dari akar bawah. Komunitas independen dibangun terlebih dulu lalu menjaring calon yang akan diajukan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

"Ini perjuangan orang-orang gelisah, teraniaya, tetapi tidak punya pengalaman mencari pemimpin, yang dipunyai hanya semangat. Jadi benar-benar dari bawah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com