Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Pekerja Asing Tidak Menyerbu Sektor Pembangkit

Kompas.com - 24/03/2016, 11:11 WIB
Achmad Faizal

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Lucky Hermawan (24) sedang memberi minyak pelumas pada mesin penggerus batubara. Noda minyak pelumas mengotori seragam terusan warna biru yang dipakainya pada sore itu. 

Sambil memegang kunci pas, dia memberi tahu kepada Kompas.com tentang hal yang sedang dikerjakannya dengan suara yang kencang karena bisingnya suara mesin.

Dia didampingi sejumlah rekan yang membantu membuka tutup lubang mesin yang akan diberinya minyak pelumas.

"Sama seperti mesin kendaraan, jika minyak pelumasnya tidak diganti akan merusak mesin," kata Lucky, sedikit berteriak. 

Lulusan sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu tidak terlihat mengalami kesulitan melakukan pekerjaannya sebagai pihak predictive maintenance yang ditekuninya sejak tiga tahun terakhir.

"Prinsip perawatan mesin saat sekolah dulu sudah pernah diajarkan, di sini tinggal mengembangkan saja," ujarnya, belum lama ini. 

Di bagian lain, Firman Endarta (32) tampak serius menghadap layar komputer. Melalui perangkat lunak yang didesain khusus, dia mengawasi produksi listrik yang dihasilkan turbin pembangkit di ruang kontrol di lantai tiga.

Pria jebolan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini tidak hanya mengontrol produksi listrik. Dia juga mengawasi sistem kelistrikan yang sedang beroperasi melalui perangkat lunak lain yang ada di layar monitor di depannya. 

Adhi dan Lucky adalah dua pekerja lokal yang mengoperasikan sistem pembangkit listrik milik perusahaan negara, PT PLN (Persero), di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

Pembangkit berkapasitas 660 megawatt (MW) itu dioperasikan dan dirawat oleh anak perusahaan PT PLN (Persero), yakni PT Pembangkit Jawa Bali Unit Bidang Jasa Operation & Maintenance Paiton 9 (PT PJB UBJOM Paiton 9). PT PJB UBJOM Paiton 9 adalah salah satu unit pembangkit tenaga uap berbahan baku batubara yang ada di kompleks pembangkit Paiton.

Infrastruktur tersebut dibangun sebagai salah satu dari beberapa proyek percepatan 10.000 MW tahap pertama.

PLTU yang dibangun oleh konsorsium Harbin Power Engineering dari China dan Mitra Selaras Hutama Energi dari Indonesia itu sinkron dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali sejak 26 Desember lalu. 

Tugas pekerja lokal di proyek pembangkit itu tidak bisa dianggap remeh karena menjamin kelancaran pasokan dan distribusi listrik untuk seluruh masyarakat di Pulau Jawa dan Bali.

Untuk mengelola produk kebutuhan energi pokok bagi masyarakat, grup perusahaan pelat merah itu sengaja tidak melibatkan pekerja asing.

"Kami masih percaya bahwa pekerja lokal masih mampu mengoperasikan pembangkit listrik ini tanpa bantuan pekerja asing," kata General Manager PT PJB UBJOM Paiton 9 Arief Teguh Sutrisno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com