Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerapu Cantik, Si "Pencetak" Rupiah untuk Warga Situbondo

Kompas.com - 02/10/2015, 16:57 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SITUBONDO, KOMPAS.com - Budidaya ikan air laut sedang dikembangkan di pantai utara Pulau Jawa, tepatnya di kawasan pantai Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur. Dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA), sejumlah jenis ikan laut dikembangkan, termasuk ikan kerapu cantik, yang merupakan hasil persilangan ikan kerapu macan dan kerapu batik.

 
Siang itu Burhanuddin (55) tengah berada di lepas pantai Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo. Di atas petak bambu berukuran 3x3 meter itu Burhanuddin menabur rucah atau pakan ikan ke dalam keramba jaring ikan kerapu. Dalam keramba sedalam tiga meter itu, Burhanuddin menaruh sedikitnya 400 ekor ikan berwarna cokelat bermotif garis yang sebulan lagi siap dipanen. 
 
Dalam benak bapak tiga anak ini sudah terbayang, saat ikan kerapu cantiknya sudah berusia delapan bulan dan memiliki bobot minimal 500 gram, maka ikan-ikan itu akan diborong pembeli dan uang puluhan juta rupiah bakal memenuhi sakunya.

"Orang biasa menyebut kerapu cantik, karena hasil persilangan kerapu macan dan kerapu batik yang disingkat cantik. Nilai jualnya sekarang juga cantik," katanya kepada Kompas.com belum lama ini.

Burhanuddin mengemukakan alasannya memilih membudidayakan ikan ini. Selain nilai ekonominya yang beberapa waktu terakhir terus merangkak naik, kerapu cantik juga relatif tahan dari penyakit, dibanding jenis kerapu lainnya. Karena tahan penyakit, biaya pemeliharaannya lebih murah dan potensi gagal panennya rendah. 

 
Bagi pembudidaya seperti dirinya, mengembangkan kerapu cantik jelas pilihan tepat, dibanding memelihara jenis kerapu lainnya seperti kerapu macan, tikus, kertang, batik, atau cantang yang merupakan hasil perkawinan silang kerapu macan dan kerapu kertang.

Meskipun dibanding jenis kerapu lainnya, masa memelihara kerapu cantik relatif lebih lama, yakni hingga delapan bulan. "Kerapu cantik bisa delapan bulan, kalau kerapu lainnya rata-rata hanya lima bulan," jelasnya.

 
Ketua Asosiasi Pembudidaya KJA Situbondo, Agung Sumbodo, membenarkan, kerapu cantik kini menjadi favorit pembudidaya keramba jaring apung di Situbondo. "Hampir 90 persen pembudidaya beralih mengembangkan kerapu cantik," kata Agung.
 
Tingginya harga jual bahkan menarik minat warga setempat untuk mencoba peruntungan di bisnis budidaya ikan Kerapu dengan sistem KJA. Semula jumlah anggota asosiasi hanya 120 orang, saat ini sudah lebih dari 140 orang.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com