Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerapu Cantik, Si "Pencetak" Rupiah untuk Warga Situbondo

Kompas.com - 02/10/2015, 16:57 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


Potensi ekspor
 
Produksi ikan kerapu di Provinsi Jawa Timur menurut data yang dihimpun dari Dinas Perikanan Dan Kelautan, baik dari budidaya laut maupun tambak periode 2013-2014 mengalami kenaikan. Pada 2013 produksi ikan kerapu mencapai 561.619 kilogram dan bernilai lebih dari Rp 51 miliar.

Pada 2014 mengalami kenaikan menjadi 641.179 kilogram dengan nilai mencapai lebih dari Rp 60 miliar. Sementara hingga triwulan kedua 2015, produksi ikan kerapu Jawa Timur sudah mencapai 383.090 kilogram senilai Rp 37 miliar lebih. 

 
Secara nasional, pemerintah kesulitan mencatat data ekspor ikan kerapu karena  kewalahan mengawasi pergerakan kapal ekspor. Kapal-kapal ikan tersebut bahkan mengambil langsung  ikan kerapu dari sentra budidaya. Sehingga pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengatur pengetatan pemasaran ikan kerapu hidup.
 
Kebijakan yang dimaksud adalah mengatur kapal asing pembeli ikan kerapu, hanya diizinkan masuk dan membeli ikan kerapu hidup di titik tertentu. Itupun yang melakukan pembelian ikan kerapu hidup dari keramba adalah kapal Indonesia. Pembeli asing hanya bisa membeli ikan kerapu hidup dari eksportir terdaftar. 
 
Data yang dihimpun dari berbagai sumber, pada 2013 total produksi ikan kerapu nasional mencapai 113.368 ton yang terdiri dari hasil budidaya sebesar 13.464 ton dan hasil tangkapan sebesar 99.904 ton. Badan Pusat Statistik pada 2013 juga mencatat, ekspor kerapu hidup mencapai nilai 19,8 juta dolar AS dengan volume 2.552 ton. Negara tujuan ekspor utama ikan kerapu hidup adalah Hongkong yang mencapai hampir 90 persen dari nilai total ekspor.
 
Ekspor ikan kerapu hidup ke Hongkong selama ini dilakukan melalui dua moda transportasi, yaitu sarana angkutan udara dan kapal laut. Kapal pengangkut ke Hongkong yang selama ini beroperasi di Indonesia 100 persen adalah milik pembeli Hongkong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com