Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerapu Cantik, Si "Pencetak" Rupiah untuk Warga Situbondo

Kompas.com - 02/10/2015, 16:57 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

 
Menuju Kota Kerapu
 
Tren budidaya ikan kerapu dan potensi ekonominya, ditangkap oleh Pemkab Situbondo sebagai titik awal menuju status Kota Kerapu. Bisnis budidaya ini pun dikembangkan di sepanjang kawasan pesisir di utara kabupaten itu sejak lima tahun terakhir. 
 
Setidaknya sudah ada tiga kawasan pesisir pantai di Situbondo yang sudah dimanfaatkan sebagai sentra budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA. Selain di kawasan pantai Desa Sumber Waru, Kecamatan Banyuputih, budidaya Ikan kerapu juga dikembangkan di kawasan pantai Desa Gundil Kecamatan Kendit dan Desa Karang Tekok, Kecamatan Panarukan. "Di ketiga kawasan tersebut ombak relatif tenang karena termasuk daerah teluk," kata Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Situbondo, Eko Prayudi.
 
Di tiga kawasan tersebut, setidaknya terdapat 2.500 kolam KJS berukuran 3x3 meter dengan kedalaman tiga meter yang dimiliki lebih dari 90 orang pembudidaya. Mereka membudidayakan ikan ini secara mandiri maupun berkelompok. Pembudidaya mandiri adalah pembudidaya dengan skala besar, sementara yang berkelompok adalah skala kecil yang masih dibina pemerintah daerah. 
 
"Pembudidaya skala kecil ini masih kami beri bantuan pembuatan keramba, bibit dan pakan. Jika sudah menjadi skala besar, kami harapkan bisa mandiri, agar bantuan bisa kami salurkan kepada pembudidaya skala kecil lainnya," terang Eko.
 
Meski sudah semakin banyak warganya menjadi pembudidaya kerapu, Eko belum mau jika Situbondo disebut sudah berstatus Kota Kerapu. Saat ini, lanjut Eko, status Situbondo baru menuju Kota Kerapu. Contoh mudahnya, kata Eko, setiap orang yang berkunjung ke Situbondo, masih sulit mendapatkan menu masakan ikan kerapu, apalagi makanan olahan berbahan ikan ini. 
 
"Lain seperti di Sidoarjo yang disebut Kota Bandeng, di sana, kita dengan mudah mendapatkan Ikan Bandeng, dari bandeng goreng, asap, atau apapun jenis produk olahan dari ikan bandeng. Kalau di Situbondo masih sulit, saya saja baru sekali makan kerapu tikus," ujar Eko sambil berkelakar.
 
Selain itu, Situbondo belum mampu menciptakan alur produksi budidaya ikan kerapu dari hulu sampai hilir. Usaha budidaya ikan kerapu di Situbondo masih didominasi proses pembibitan dan pembesaran. Sementara proses penggelondongan, justru didominasi para pembudidaya dari luar Situbondo.

Penggelondongan adalah proses setelah pembibitan hingga bibit ikan kerapu memiliki panjang 3-4 centimeter sebelum dimasukkan keramba apung untuk dibesarkan.

 
Produksi ikan dari berbagai jenis yang dihasilkan dari budidaya warga Situbondo tercatat meningkat sepanjang tiga tahun terakhir. Pada 2011 peroduksi mencapai 13 ton, 2012 meningkat menjadi 16 ton, pada 2013 bertambah 18 ton, dan pada 2014 meningkat signifikan menjadi 30 ton.
 
Produksi ikan kerapu dari hasil budidaya masyarakat Situbondo sejauh ini belum diekspor dan hanya dijual kepada pemborong dalam negeri. "Untuk ekspor, minimal sekali kirim 30 ton, kami belum mampu memenuhi target produksi untuk eskpor, tapi kami akan terus tingkatkan," kata Eko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com