Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Malaysia Tergiur Selundupkan Sabu ke Indonesia karena Upah 8.000 Ringgit

Kompas.com - 18/09/2015, 12:51 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Jefry, warga Tawau, Malaysia, ditangkap bersama warga negara Indonesia karena membawa sabu. Dia tergiur menyelundupkan 2,8 kilogram sabu ke wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, karena tergiur upah sebesar 8.000 ringgit atau setara dengan Rp 26 juta yang dijanjikan oleh bandar sabu di Malaysia.

"Mereka dijanjikan upah sebesar 8.000 ringgit kepada masing-masing tersangka ini jika berhasil menyelundupkan sabu ke Indonesia," ujar Wakapolres Nunukan Kompol Rizal Muchtar, Jumat (18/9/2015).

Jefry mengaku baru sekali melakukan upaya penyelundupan sabu melintasi perbatasan di Pulau Sebatik. Sebanyak 2,8 kilogram sabu yang dikemas dalam 52 kemasan plastik itu diselundupkan bersama dua rekannya, La Ode bin Lapuju (40) asal Muna, dan Mansur asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, melalui jalur pelabuhan tradisional Aji Kuning Pulau Sebatik, Rabu (16/9/2015).

Dari Sebatik, mereka melakukan perjalanan darat ke Desa Bambangan. Dari Bambangan, mereka mencarter perahu ke Pelabuhan Tunon Taka. Ketiga kurir sabu ini menginap di Hotel GT yang berlokasi tak jauh dari pelabuhan. Mereka menyembunyikan 52 bal sabu yang dikemas dalam plastik bening di bawah kasur tempat mereka menginap.

Rencananya, mereka akan menumpang KM Lambelu untuk menuju Sulawesi. Namun, upaya mereka digagalkan oleh Satuan Reskoba Nunukan ketika salah satu dari mereka La Ode bertransaksi dengan anggota Kepolisian Resor Nunukan yang menyamar sebagai pembeli.

La Ode mengaku baru menerima panjar 100 ringgit atau sekitar Rp 325.000 dari sang bandar sabu di Tawau dari upah yang dijanjikan sebesar 8.000 ringgit.

"Kami dikasih panjar 100 ringgit per orang untuk menyelundupkan sabu," ujar La Ode.

Jefri mengaku, sebelum berprofesi sebagai kurir sabu, dia bekerja sebagai nelayan di perairan Tawau, Malaysia. Namun, penghasilan per bulan yang hanya sebesar 5.000 ringgit, menurut dia, tidak mencukupi untuk menopang kebutuhan keluarganya. Bapak dua anak ini pun nekat menjadi kurir sabu.

"Saya punya dua anak, usianya 15 tahun dan 7 tahun. Penghasilan 5.000 ringgit kurang untuk mencukupi kebutuhan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com