Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Pertanian Mengering, Petani Merantau Jadi Buruh Serabutan ke Kota

Kompas.com - 03/08/2015, 05:22 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SALATIGA, KOMPAS.com
- Sekitar 50 hektar lahan pertanian di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang mengalami gagal panen karena kekurangan air akibat musim kemarau panjang. Satu-satunya embung untuk menampung air justru tidak bisa dimanfaatkan karena mengering.

Hal itu disebabkan karena embung tersebut adalah embung tadah hujan. Kondisi kian diperparah dengan adanya serangan hama tikus. Akibatnya para petani didesa tersebut harus menanggung banyak hutang yang digunakan untuk biaya produksi.

"Sudah susah dapat air, kena serangan tikus lagi. Sehingga banyak yang mengalami gagal panen," kata seorang petani Desa Boto, Suyat.

Kepala Desa Boto, Saechul Hadi membenarkan kondisi kekeringan dan serangan hama tikus di desanya menyebabkan sekitar 50 hektar lebih tanaman pertanian gagal dipanen. Akibatnya para petani membiarkan tanah pertaniannya bero atau tidak ditanami. Sejumlah petani juga memilih merantau bekerja serabutan di kota selama musim kemarau.

"Biasanya petani berhutang untuk pupuk dan dibayar saat panen. Tetapi karena panennya gagal ya tidak bisa bayar untuk nebus jatah pupuk lagi. Terpaksa mereka jadi buruh serabutan," ujar Hadi.

Pemerintah desa, imbuh Hadi, sudah menanyakan ihwal kemarau ini ke BMKG dan informasinya kemarau tahun ini akan lebih panjang sampai bulan November. Kemarau panjang ini juga menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air. Seperti yang terjadi didusun Kendil, Penggung dan Kemiri, pemerintah desa terpaksa membuatkan sumur air dalam (bor) antaran sumur dangkal warga mengering.

"Kami terpaksa mencari sumber air bawah tanah untuk dilakukan pengeboran. Sumber airnya sudah dapat dan tinggal dilakukan pengeboran dengan biaya Rp 35 juta dari dana desa," kata Hadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com