Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar di Kota Probolinggo Ikut Bikin Rencana Pembangunan

Kompas.com - 25/02/2014, 21:14 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Agar pembangunan bermanfaat di semua lini, Pemkot Probolinggo, Jawa Timur, membuka kesempatan kepada anak-anak untuk mengusulkan pembangunan yang mereka inginkan.

Sebagai wadahnya, Bidang Sosial Budaya Bappeda menggelar sarasehan anak merencanakan pembangunan di kantor Wali Kota, Selasa (25/2/2014). Pelibatan anak dalam perencanaan pembangunan tersebut dihadiri Wali Kota Hj Rukmini, Ketua DPRD Sulaiman, Sekda Johny Haryanto, Asisten Kota Sunardi, Kepala Bappeda Imanto, dan ratusan anak SMP, MTs, SMA/SMK dan MA.

Tampil sebagai narasumber adalah Kabid Sosbud Sonhadji dan dari pihak Inspektorat serta Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Wali Kota Rukmini mengatakan, Pemkot Probolinggo merasa perlu mendengarkan aspirasi anak-anak dalam pembangunan. Sebab, anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan pembangunan di masa depan.

Dengan dilibatkan, anak-anak bisa bersuara dan menyampaikan aspirasinya sejak dini. Apalagi, anak-anak juga merupakan sasaran pembangunan.

“Saya ingin anak-anak juga merasakan hasill pembangunan. Selama ini kan hanya orang-orang dewasa saja yang menyampaikan usulan pembangunan. Usulannya hanya itu-itu saja. Karena itu, anak-anak perlu dilibatkan dalam proses pembangunan,” kata Rukmini.

Sementara itu, Sonhadji menjelaskan, dengan sarasehan tersebut, anak-anak Kota Probolinggo bisa menyampaikan usulannya dalam pembangunan Kota Probolinggo. Sarasehan tersebut adalah pintu bagi mereka untuk belajar berpendapat dan terlibat langsung dalam proses pembangunan.

Setelah mendapatkan materi dari para narasumber, para pelajar terlibat aktif dalam sesi dialog. Di antara mereka, ada yang menanyakan soal masih adanya tindak pidana korupsi padahal sudah ada Inspektorat yang mengawasi.

Selain itu, ada pula pertanyaan apa hubungan Bappenas dan Bappeda, serta keberadaan taman Maramis yang kerap disalahgunakan oleh warga untuk berbuat mesum.

Sonhadji menjawab, Bappeda membuat produk yang mengacu pada produk Bappenas seperti adanya RPJP dan RPJM nasional. Bappeda dalam menyusun dan merencanakan pembangunan, harus merujuk pada produk Bappenas.

Terkait taman Maramis yang digunakan untuk pacaran karena pada malam hari gelap gulita, Sonhadji mengungkapkan, pada intinya Pemkot Probolinggo membangun untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan taman di sejumlah kelurahan, bisa digunakan warga untuk rekreasi. Jika ditemui penyalahgunaan, pemkot dan masyarakat bisa mengawasi bersama.

Selain itu, sejumlah siswa mengusulkan pembangunan jalan di lingkungan mereka untuk menggerakkan roda ekonomi dan agar menuju sekolah lebih dekat. Mereka juga mengeluhkan sejumlah jalan yang rusak dan berlubang agar diperbaiki oleh pemerintah. Tak sedikit pula yang mengusulkan agar dibangun taman bermain yang lebih representatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com