"Awalnya malu karena diejek teman. Dimas hamil kata teman-temannya," ungkap Praptini, ibu Dimas, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (5/2/2014) siang.
Dimas seharusnya duduk di bangku kelas III SD Susukan 01 dan 03. Namun, sejak awal semester Juni lalu, pihak sekolah mengeluarkannya karena dianggap membolos. Keluarga Dimas menilai, pihak sekolah tidak manusiawi dengan keputusannya itu.
"Padahal, saya sudah lapor ke sekolah kalau Dimas sakit. Tapi, sampai sekarang tak sekali pun dari wali kelas, guru, maupun kepala sekolah datang ke rumah menanyakan keberadaan Dimas," ujar Kaswadi.
Keluarga mengaku kaget lantaran Dimas dikeluarkan dari sekolah tanpa pemberitahuan resmi. Kaswadi mengatakan, ia baru mengetahui Dimas dikeluarkan pada saat mengurus syarat-syarat untuk mendapatkan beasiswa pendidikan.
"Bulan Januari ada bantuan beasiswa dari caleg, meminta surat keterangan bahwa anak tersebut anak didik sekolahan itu. Tapi, pihak guru mengultimatum Dimas dianggap keluar," kenang Kaswadi.
Lantaran kesal dan jengkel, lanjutnya, ia sempat merobek-robek rapor Dimas di depan para guru di sekolah itu. "Kopian KK dan rapotnya saya robek-robek. Saya jengkel sekali seolah-olah sekolah tak peduli nasib Dimas," ungkapnya dengan nada tinggi.
Kepada Kompas.com, Dimas mengaku ingin sekali kembali bersekolah setelah sakitnya sembuh nanti. "Saya ingin jadi polisi, saya pingin sekolah lagi," kata Dimas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.