Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Hari Tak Diacuhkan di RS, Pasien Tumor Dibawa Pulang

Kompas.com - 04/02/2014, 16:38 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Sebelas bulan yang lalu, Dimas Bekti Pratama (9) adalah anak yang sehat dan ceria. Anak semata wayang dari pasangan suami istri Kaswadi (32) dan Praptini (33) menjalani hari-hari seperti anak sebayanya, yakni bersekolah dan bermain di kampungnya, Kaligawe, Kelurahan Susukan, Ungaran Timur.

Namun suatu hari, saat bermain sepeda, Dimas terjatuh. Dua hari kemudian setelah kejadian itu, ia mengeluh sakit perut. Orangtuanya lantas membawa Dimas ke bidan desa dan sembuh. Namun seminggu kemudian, Dimas kembali mengeluh sakit perut.

"Saya bawa lagi ke dokter anak di depan RSU Ungaran, tapi setelah itu di perut kanannya malah timbul benjolan. Kata dokter itu enggak apa-apa, cuma benturan biasa," kata Praptini, di rumahnya di Kampung Kaligawe, Kelurahan Susukan, Ungaran Timur, Selasa (4/2/2014) siang.

Benjolan yang awalnya sekepalan tangan anak kecil itu makin lama makin besar, hingga seorang dokter yang ia datangi berikutnya menyarankan Dimas segera dibawa ke rumah sakit di Semarang. "Disuruh langsung ke RS Karyadi saja. Lalu saya urus Jamkesda mulai dari Puskesmas sampai RSUD biar dapat keringanan," lanjut Praptini.

Di rumah sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu, ungkap Praptini, anaknya tak mendapatkan penanganan semestinya. "Selama 15 hari di sana tidak diapa-apakan, tidak ada obat masuk, infus juga enggak ada," jelasnya.

Saat ini Dimas terpaksa dibawa pulang ke rumahnya. Dokter memvonis Dimas menderita tumor william sehingga harus melakukan kemoterapi. Namun, fasilitas Jamkesda yang digunakannya tak bisa menutupi layanan kemoterapi yang konon mencapai Rp 15 juta per bulan.

"Suami hanya buruh bangunan, lagi ngumpulin uang. Sekarang ada yang lagi membantu bikin BPJS. Semoga segera bisa digunakan supaya anak saya bisa sembuh," harapnya.

Kini, hari-hari Dimas hanya dihabiskan di atas kursi. Anggota badannya makin mengecil, sementara perutnya makin membuncit selayaknya perempuan hamil 9 bulan. Bahkan sudah dua minggu ini kedua kakinya juga bengkak. Sesekali ia jongkok dengan bertumpu pada tangan di atas sebuah meja yang diganjal bantal hanya sekadar ingin menonton televisi dengan nyaman.

"Tidur juga di atas kursi karena dibawa rebahan tidak bisa. Susah napasnya," kata Praptini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com