Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sulselbar Melayat Korban Tewas Ricuh Luwu

Kompas.com - 13/11/2013, 12:30 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com — Kapolda Sulselbar, Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Burhanuddin Andi meninjau lokasi bentrokan pemekaran Luwu Tengah dan melayat ke rumah Chandra, korban tewas kerusuhan tersebut, di Desa Pongo, Kecamatan Walenrang Lamas, Rabu (13/11/2013).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi mengatakan kepada Kompas.com, Kapolda Sulselbar tiba di Kabupaten Luwu sekira pukul 10.00 Wita.

"Kunjungan Kapolda ke rumah duka adalah sebagai wujud kepedulian seorang pemimpin terhadap warganya sekaligus mengucapkan turut berdukacita atas berpulangnya almarhum. Untuk permasalahan sebab-sebab kematian korban masih dalam penyelidikan petugas dan juga tim medis," kata Endi.

Endi menambahkan, sampai saat ini 27 warga yang ditahan terkait kericuhan itu masih diperiksa di Polres Luwu di Belopa. "Saya belum tahu ke-27 warga yang diamankan di Polres Luwu, apakah akan dibawa ke Makassar atau tidak," tambah Endi, dalam pesan singkat melalui Blackberry Messenger. 

Dari informasi yang dihimpun, bentrokan ratusan warga dan mahasiswa dengan polisi pecah, Selasa (12/11/2013) sekitar pukul 11.00 Wita. Pengunjuk rasa menduduki jalan trans-Sulawesi yang melintasi Walenrang sejak Senin (11/11/2013). Jalan itu menghubungkan wilayah di pesisir timur Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Massa meluapkan kekecewaan karena wilayah Walenrang dan Lamasi tidak segera dimekarkan menjadi daerah otonomi baru, yang dinamai Kabupaten Luwu Tengah. Mereka menuntut pemerintah merealisasikan usulan pemekaran itu. Jarak Walenrang dari ibu kota Kabupaten Luwu, Belopa, 78 kilometer, dan terpisahkan oleh Kota Palopo.

Polisi berupaya membuka blokade itu. Namun, massa melawan dengan menggunakan senjata api rakitan jenis Papporo, melemparkan batu dan bom molotov ke arah polisi. Sekitar 700 polisi berusaha mengendalikan massa dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Dalam kerusuhan itu, seorang warga tewas, sementara 14 anggota kepolisian dan dua warga terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com