Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kericuhan di Luwu Tengah, Polisi Tangkap 27 Warga

Kompas.com - 12/11/2013, 16:17 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com — Aparat kepolisian menangkap 27 warga setelah peristiwa bentrokan dalam demonstrasi pemekaran Luwu Tengah di Walenrang Lamas, Selasa (12/11/2013). Polisi juga mengamankan barang bukti berupa berbagai senjata tajam dan senjata api rakitan jenis papporo.

"Kalau laporan yang saya terima dari Polres Luwu, sebanyak 27 warga beserta barang buktinya diamankan. Mereka dibawa ke Markas Polres Luwu di Belopa untuk menjalani pemeriksaan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar Komisaris Besar (Kombes) Endi Sutendi yang dikonfirmasi, Selasa (12/11/2013).

Sementara jenazah korban, Chandra (25), warga Desa Pongo, Kecamatan Walenrang Lamas, Kabupaten Luwu, awalnya dibawa ke Polsek Walenrang. Dari situ, polisi beserta keluarga membawa jenazah korban ke RSUD Kota Palopo.

"Jadi, Polsek Walenrang tidak diserang. Awalnya jenazah korban dibawa ke Polsek oleh keluarga dan warga untuk meminta penjelasan. Selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD Kota Palopo untuk divisum luar ataukah diotopsi, saya belum tahu persis," tambahnya.

Dalam bentrokan antara massa pendukung pemekaran Luwu Tengah dan aparat kepolisian, seorang warga bernama Candra (20), asal Walenrang, tewas tertembus peluru tajam.

Menurut saksi yang bernama Taufik, Candra yang bekerja sebagai buruh bangunan tersebut terkena peluru tajam di punggung hingga menembus ke dadanya. Korban tewas di lokasi kejadian dan dilarikan ke RSUD Kota Palopo. "Peluru tajam kena, dari punggung hingga dadanya," katanya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Endi Sutendi menegaskan bahwa peluru yang menewaskan Candra (20), warga Desa Pongo, Kecamatan Walenrang Lamas, Kabupaten Luwu, belum bisa dipastikan berasal dari senjata polisi.

"Kita belum bisa pastikan peluru yang menembus punggung hingga ke dada korban berasal dari senjata polisi. Makanya, polisi sementara menyelidiki kematian Candra dengan mendatangi rumah sakit tempat korban dibawa. Nanti penyidik mencari siapa yang membawa korban ke rumah sakit untuk dimintai keterangannya. Kita juga akan otopsi jenazah untuk memastikan jenis peluru yang menembus punggung hingga dada korban," papar Endi.

Sehari sebelumnya, Senin (11/11/2013), sekitar 2.000 orang juga terlibat bentrok di Jembatan Lamasi, Kecamatan Walenrang Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dua orang dari kelompok massa pendukung pemekaran Luwu Tengah tertembak peluru karet, sedangkan beberapa anggota polisi terluka terkena lemparan bom molotov.

Untuk diketahui, masyarakat Walmas yang menginginkan terbentuknya Luwu Tengah (Luteng) harus mengurut dada. Sebab, pembahasan Luteng tidak masuk skala prioritas DOB. Justru yang berpeluang dimekarkan jadi kabupaten adalah Bone Selatan (Bonsel). Padahal, Luteng lebih dulu menjadi wacana di pusat ketimbang Bonsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com