Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricuh Luwu, 14 Polisi dan 2 Warga Terluka

Kompas.com - 13/11/2013, 11:03 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Kericuhan yang terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (12/11/2013), telah menewaskan seorang buruh bangunan dan melukai 14 polisi dan dua warga.

"Saya sudah cek ke Kapolres Luwu, sebanyak 14 orang anggota polisi luka, 2 orang warga luka. Kalau seorang buruh bangunan merupakan warga Luwu yang tewas tertembak masih diselidiki kematiannya. Penyelidikan dilakukan dengan visum atau otopsi di RS Palopo untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban," kata Kabid Humas Polda Sulselbar Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi kepada Kompas.com, Rabu (13/11/2013).

Endi menambahkan, situasi di daerah otonomi baru (DOB) Luwu Tengah saat ini masih aman terkendali. Meskipun demikian, pasukan disiagakan untuk mengantisipasi bentrok susulan.

"Arus lalu lintas di jalur trans-Sulawesi kembali normal. Tapi, aparat gabungan TNI/Polri masih disiagakan di lokasi tersebut untuk mengantisipasi bentrok susulan. Saya sih berharap, masyarakat Luwu Tengah bisa menahan diri dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat dengan melakukan blokade jalan," tandasnya.

Dari informasi yang dihimpun, bentrokan ratusan warga dan mahasiswa dengan polisi pecah sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Pengunjuk rasa menduduki jalan trans-Sulawesi yang melintasi Walenrang sejak Senin. Jalan itu menghubungkan wilayah di pesisir timur Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Massa meluapkan kekecewaan karena wilayah Walenrang dan Lamasi tidak segera dimekarkan menjadi daerah otonom baru, yang dinamai Kabupaten Luwu Tengah. Mereka menuntut pemerintah merealisasikan usulan pemekaran itu. Jarak Walenrang dari ibu kota Kabupaten Luwu, Belopa, 78 kilometer dan terpisahkan oleh Kota Palopo.

Sudirman (28), warga di lokasi bentrokan, mengatakan, massa memblokade jalan dengan melintangkan pohon, pos ronda, dan tenda. "Jumlahnya ratusan orang," katanya.

Polisi berupaya membuka blokade itu. Namun, massa melawan dengan melemparkan batu dan bom molotov ke arah polisi. Sekitar 700 polisi berusaha mengendalikan massa dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Massa pun bubar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com