Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 dari 14 Kecamatan di Sampang Darurat Kekeringan

Kompas.com - 10/09/2013, 10:15 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com – 11 kecamatan dari 14 kecamatan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Saat ini, warga sudah mulai mencari air ke luar daerahnya masing-masing untuk kebutuhan konsumsi, mandi dan mencuci pakaian.

Sementara bagi warga yang mampu untuk membeli air, memilih melakukan droping air menggunakan kendaraan bak terbuka.

Kekeringan di 11 kecamatan itu, menurut Syaifullah, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, sudah menjadi agenda rutin setiap memasuki musim kemarau.

BPBD Sampang pun harus ekstra waspada untuk menanggulanginya dengan melakukan droping air ke dusun-dusun yang kekurangan air. “Untuk 3 kecamatan yakni Kecamatan Camplong, Kecamatan Omben dan Kecamatan Torjun masih relatif aman dari kekurangan air. Recana darurat kami hanya sumplai air bersih per dusun sampai tiga tanki secara bergiliran,” kata Syaifullah, Selasa (10/9/2013).

BPBD Sampang saat ini sudah berkoordinasi dengan sebelas camat untuk mendata desa atau dusun yang membutuhkan suplai air bersih. Tanpa adanya data itu, maka distribusi air akan mengalami kesulitan. Apalagi, kebiasaan warga ketika distribusi air selalu berebut dan menyebabkan sebagian air terbuang percuma.

Rencana jangka panjang BPBD Sampang untuk menanggulangi bencana kekeringan yang terus terjadi setiap tahun adalah membangun embung air di setiap titik rawan itu. Namun rencana itu masih menunggu dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait pembiayaannya.

Bahkan, rencana itu sudah diajukan tiga tahun lalu, dan hingga kini belum ada respon dari BNPB. Namun, kata Syaifullah, tingginya toleransi warga di Sampang bisa meringankan warga yang kekurangan air.

Warga yang memiliki sumur dan cukup untuk diberikan kepada orang lain, bisa diambil dalam batas kewajaran. “Kalau hanya untuk kebutuhan minum, memasak dan mandi, sebagian warga ada yang numpang di sumur warga luar desa tanpa harus membayar. Hal itu yang meringankan warga dan kami,” ungkap Syaifullah yang juga di rumahnya mengalami kekurangan air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com