Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2013, 08:53 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Kepala Polrestabes Bandung Kombes Sutarno mengatakan, kedua tersangka pembunuh Franciesca Yofie mengaku tidak bermaksud membunuh korban. Mereka awalnya berniat mencuri tas Sisca.

"Setelah mendapatkan keterangan dari pelaku, sementara ini motifnya pencurian. Tapi masih kami kembangkan lagi motif yang sebenarnya seperti apa," kata Kombes Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Minggu (11/8/2013) malam.

Menurut pengakuan para pelaku yang diungkapkan Kombes Sutarno, pelaku W awalnya mengajak keponakannya, A, pergi menggunakan sepeda motor sambil membawa golok dari rumahnya. Saat itu A yang membonceng W.

Menurut Kombes Sutarno, A dan W memberikan keterangan yang sama. Mereka melihat mobil milik Sisca yang pintunya terbuka. Di jok kanan terlihat sebuah tas. Ketika itu Sisca sedang membuka gerbang rumah kosnya. "Melihat tas yang ada di atas jok, W meminta A menghentikan motornya," ungkap Sutarno menirukan pengakuan kedua pelaku.

Ketika W mengambil tas itu, Sisca mengetahuinya dan coba melawan. "Dari situ ribut. Sisca terjatuh karena didorong saat pertama melakukan perlawanan. Sisca terus melawan, merangkul W sampai mencekik W. Motor langsung maju. Korban meluk W berusaha merebut tas miliknya dari W," katanya.

"Pelaku tidak tahu jatuhnya korban di titik mana. Tahu-tahu korban ada di bawah, di samping pelaku saat motor melaju sampai dekat lapangan Abra itu," katanya.

Seperti diketahui, jarak rumah kos korban ke lapangan Abra 500 meter.

Ternyata rambut Sisca tersangkut gigi motor dan korban pun terseret. Keduanya pun panik, dan W menyuruh A menambah kecepatan motor. W kemudian berusaha menebas rambut Sisca, tetapi malah mengenai kepala korban. Keduanya langsung kabur dengan membawa tas milik Sisca berisi uang tunai Rp 1 juta, kosmetik, dan lainnya.

Pelaku pun ditanya apakah perbuatannya karena ada yang menyuruh. "Pelaku menjawab tidak ada yang menyuruh. Pelaku juga mengaku tadinya mau menjambret saja karena kan ada mobil yang terbuka pintunya, di dalamnya ada tas," katanya.

Berdasarkan pengakuan dari beberapa saksi mata, saat itu terlihat bahwa pelaku menjambak rambut dan menyeret Sisca. Bahkan salah seorang saksi mata sempat jelas menyaksikan bahwa korban dibuang di pinggir jalan.

"Si A mengatakan begitu. Si W mengatakan begitu. Pada dasarnya Si A dan Si W itu memberikan keterangan yang klop (sama). Keterangan yang didapatkan dari kedua pelaku tinggal kita dukung dengan keterangan saksi lain. Kita akan dalami dan kita periksa terus," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com