Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema, Anak Peternak Sapi Tak Gemar Minum Susu

Kompas.com - 19/10/2016, 15:16 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ratusan pelajar, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas, di Kabupaten Tasikmalaya mengikuti gerakan gemar minum susu bersama di Gedung Bapedda daerah setempat, Rabu (19/10/2016).

Kegiatan itu dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang selama ini masih minim padahal produksi susu di Kabupaten Tasikmalaya sangat melimpah.

"Di Desa Guranteng, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasik, sehari produksi susu bisa dihasilkan mencapai 5.000 liter. Bagaimana tidak melimpah, tapi dilematis anak-anak para peternak sendiri kurang menggemari minum susu akibat (peternak) lebih memilih menjual hasil susu ke perusahaan dan dijadikan uang untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Yuyu Wahyudin, pengelola kelompok peternak susu Yoguhrt Kecamatan Pagerageung, Rabu (19/10/2016).

Menurut Yuyu, di wilayahnya saja terdapat sekitar 1.300 ekor sapi perah penghasil susu dari beberapa peternak. Setiap hari hasil produksi susu biasa dijual langsung ke beberapa perusahaan terkenal. Tentunya kebiasaan para peternak ini beralasan uang hasil penjualan susu dinilai lebih penting untuk menghidupi dan mendapatkan pendidikan anak-anaknya.

"Jumlah sapi perah itu hanya ada di desa kami saja, belum lagi peternak di daerah lainnya," ungkap dia.

Pada lokasi sama, Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto menambahkan bahwa program anak gemar minum susu merupakan gagasan dari Gunernur Jawa Barat Ahmad Heryawan selama ini. Selain di wilayahnya, gerakan ini pun dilaksanakan secara serentak di beberapa daerah Jawa Barat lainnya.

"Minum susu itu sehat dan bisa membuat si anak pintar," ungkap dia.

Selama ini, warga masih menilai susu sebagai barang mahal dan bukan sebagai kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, diperlukan sistem untuk bisa menyadarkan kebiasaan masyarakat tersebut.

"Aneh juga kan susu masih dianggap sebagai barang mahal. Padahal peternak dan warga sendiri yang mampu menghasilkan susu dari ternak sapinya. Kalau dijual ke perusahaan pasti susu dibeli dulu dan akan menjadi barang mahal," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com