Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selama 230 Tahun, Baru Sekali Ini Klenteng Terbakar"

Kompas.com - 16/06/2014, 16:06 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com — Kebakaran Klenteng Ho Tong Bio yang terjadi pada Jumat (13/6/2014) lalu disinyalir banyak kejanggalan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bambang Witasa, mantan ketua pengurus tempat ibadah Tri Dharma Ho Tong Bio kepada Kompas.com, Senin (16/6/2014).

"Kami melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian karena ada beberapa kejanggalan, antara lain ada beberapa ruangan yang ikut terbakar padahal terpisah dari bangunan utama. Seperti ruang istirahat tamu yang ada di belakang itu terbakar di bagian dalam tapi plafonnya masih utuh. Padahal bangunannya terpisah dari bangunan utama," ungkapnya.

Untuk mendapat kepastian, pihaknya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan Tim Labfor untuk memastikan penyebab kebakaran. "Karena kami menduga ada unsur kesengajaan," tambahnya.

Ia dan pengurus ingin ada kepastian penyebab kebakaran agar tidak muncul kecurigaan. "Klenteng sering mengadakan acara-acara besar dengan menggunakan banyak lilin, tapi kami, pengurus, penjaga, dan umat selalu memastikan lilin mati sebelum klenteng ditutup pada malam hari. Selama 230 tahun, baru tercatat sekali ini klenteng ini terbakar," tambahnya.

Sementara itu, Mei Gio, juru kunci klenteng kepada Kompas.com, Senin (16/6/2014), mengaku, saat kejadian, sekitar pukul 05.30 pagi, ia sudah menyalakan lilin di altar dan di tempat persembahyangan. Kata dia, api tiba-tiba saja muncul di altar utama.

"Saya sudah menyalakan damar kambang dan lilin, namun tiba-tiba api muncul dari altar utama. Saya tidak bisa bergerak. Seperti ada tangan yang memegangi pundak saya," jelasnya.

Ia baru sadar ada kebakaran setelah banyak orang datang untuk memadamkan api. "Saya tidak ingat apa-apa lagi," ungkap perempuan yang sudah dua tahun bertugas sebagai juru kunci.

Ia mengaku, setiap pagi selalu membuka kunci di bangunan utama, termasuk bertugas menyalakan lilin dan damar kambang sebelum umat datang melakukan persembahyangan. "Saya sudah memberikan keterangan pada polisi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com