Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Kelud, 357 Warga Dirawat, 3 Meninggal

Kompas.com - 20/02/2014, 22:05 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com - Sekitar 357 warga mendapatkan perawatan medis, dan 3 di antaranya meninggal dunia akibat dampak tidak langsung dari erupsi gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.

Data yang dihimpun Kompas.com dari tiga rumah sakit besar di Kediri, para pasien itu mulai berdatangan sejak Jumat (14/2/2014) hingga Kamis (20/2/2014). Para pasien itu dirawat karena jatuh dari atap ataupun kecelakaan akibat licinnya jalanan karena abu vulkanis.

Sumah Sakit Bhayangkara Kediri merawat 116 pasien. Enam puluh delapan pasien menjalani rawat inap, 47 pasien rawat jalan, serta 1 pasien meninggal dunia.

"Rata-rata karena mengalami luka akibat jatuh saat membersihkan atap rumah," kata Emi Pujiarti, Juru Bicara RS Bhayangkara, Kamis.

Sedangkan RSUD Gambiran, menerima 145 orang pasien. Sebanyak 29 di antaranya masih menjalani rawat inap hingga saat ini, dan sisanya sudah diperbolehkan pulang.

Begitu juga dengan RS Baptis, menerima pasien hingga 96 orang, 2 di antaranya meninggal dunia. Hingga saat ini masih ada 20 orang mendapat perawatan karena luka yang dideritanya. "Rata-rata menderita gegar otak ringan," kata Diah Eruwati, Humas RS Baptis.

Sebelumnya, Gunung Kelud yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, serta Kabupaten Malang itu meletus, Kamis (13/2/2014). Saat itu, ada 66.139 jiwa di Kabupaten Kediri yang mengungsi. Sedangkan korban dampak erupsi langsung hingga saat ini masih nihil.

Material vulkanis yang dimuntahkan gunung berketinggian 1.731 Mdpl itu merusak rumah maupun pertanian. Satuan Pelaksana Penangggulangan Bencana Kabupaten Kediri mencatat lebih dari 19.000 bangunan rusak dan lebih dari 7.000 hektar lahan pertanian hancur akibat erupsi itu.

Saat ini status gunung Kelud sudah diturunkan satu level menjadi Siaga dengan rekomendasi steril 5 kilometer. Para pengungsi yang tersebar di beberapa daerah mulai pulang ke rumah masing-masing. Meski demikian, belum ada keputusan resmi pemulangan dari Satlak PB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com