Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Perceraian Naik karena Hubungan "Toxic", Didominasi Pasangan Muda

Kompas.com - 29/06/2024, 16:35 WIB
Titis Anis Fauziyah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Angka perceraian di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun sejak 2015.

Bahkan, pada 2022 telah menembus 516.344 perceraian yang didominasi pasangan muda yang belum genap menikah hingga lima tahun.

Rinciannya, pada tahun 2015 ada 394.246 perceraian, 2016 ada 401.717, tahun 2017 ada 415.510, dan tahun 2018 ada 444.358.

Kemudian pada 2019 ada 480.618, tahun 2020 ada 501.036, tahun 2021 ada 475.933, dan tahun 2022 ada 516.399.

Baca juga: Kepala BKKBN: Keluarga Indonesia Tetap Bahagia meski Sedikit Miskin

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, mengatakan, mayoritas perceraian dipicu keributan berulang akibat pasangan yang toxic.

Baca juga: Kepala BKKBN Sebut Judi Online Bisa Picu Perceraian

 

"Kita perlu prihatin karena perceraian yang meningkat. Angka perceraian dari waktu ke waktu masih bertambah. Terakhir (data tahun 2022 yang dikeluarkan MA tahun 2023) 516.344 (perceraian)," kata Hasto saat menyampaikan sambutan di peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2024).

Hasto menilai, angka perceraian meningkat karena dipicu perselisihan dan pertengkaran berkepanjangan.

Tren data juga menunjukkan perceraian banyak menimpa kelompok usia 20-24 tahun dengan usia pernikahan belum genap lima tahun.

"Biasanya (perceraian) karena perbedaan kecil-kecil yang berkepanjangan. Oleh karena itu, kami mohon arahan Pak Menko (PMK) agar ke depan menjadi lebih baik," katanya.

Dia juga mengimbau agar pasangan suami istri di Indonesia tidak berperilaku toxic untuk mencegah semakin banyak perceraian.

"Melihat latar belakang perceraian karena toxic people, toxic relationship, toxic friendship, yang akhirnya di keluarga jadi uring uringan. Orang toxic ketemu orang waras jadi toxic. Orang toxic ketemu orang toxic, jadi super toxic. Sehingga mayoritas perceraian karena perbedaan kecil-kecil berkepanjangan," katanya.

Faktor lainnya yang menyebabkan perceraian, yaitu salah satu pihak meninggalkan pasangan, faktor ekonomi, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Hasto juga menyinggung maraknya judi online bakal memengaruhi indeks pembangunan keluarga di Indonesia.

Kendati belum ada penelitian, tapi judi berpotensi memengaruhi ketentraman dalam keluarga.

"Kemarin ditanya, judi online pengaruh iindeks pembangunan keluarga tidak. Saya belum meneliti, tapi saya yakin ketentraman dan kebahagiaan terganggu ketika kepala rumah tangganya spekulasi ikut judi online," kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Ekspor Kerupuk Ikan Patin ke Malaysia, Pj Gubernur Sumut: Kita Harus Go Internasional

Lepas Ekspor Kerupuk Ikan Patin ke Malaysia, Pj Gubernur Sumut: Kita Harus Go Internasional

Regional
Soal Pencalonan Kaesang di Pilkada Jateng, DPD PSI Kota Semarang: Teman-teman DPP Juga Belum Tau

Soal Pencalonan Kaesang di Pilkada Jateng, DPD PSI Kota Semarang: Teman-teman DPP Juga Belum Tau

Regional
Tersangka Korupsi 'Breakwater' Cituis Tangerang Diserahkan ke Kejari Serang

Tersangka Korupsi "Breakwater" Cituis Tangerang Diserahkan ke Kejari Serang

Regional
Rp 14,9 Miliar Tak Kunjung Dibayar Pemda Nunukan, Samsul Bahri Ancam Bawa Kasus Penyerobotan Lahan ke KPK

Rp 14,9 Miliar Tak Kunjung Dibayar Pemda Nunukan, Samsul Bahri Ancam Bawa Kasus Penyerobotan Lahan ke KPK

Regional
Ombudsman NTB Awasi PPDB, Larang Sekolah Jual Baju Seragam Dalih Daftar Ulang

Ombudsman NTB Awasi PPDB, Larang Sekolah Jual Baju Seragam Dalih Daftar Ulang

Regional
Andra Soni Mengaku Siap Penuhi Permintaan Prabowo Subianto

Andra Soni Mengaku Siap Penuhi Permintaan Prabowo Subianto

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik Aceh Rp 15 Miliar, 82 Orang Diperiksa

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik Aceh Rp 15 Miliar, 82 Orang Diperiksa

Regional
PKB Semarang Siap Dukung Duet Gus Yusuf dan Dico pada Pilkada Jateng

PKB Semarang Siap Dukung Duet Gus Yusuf dan Dico pada Pilkada Jateng

Regional
3 Warga Semarang Meninggal akibat DBD, Dinkes: 'Fogging' Hanya Bikin Nyamuk Pingsan

3 Warga Semarang Meninggal akibat DBD, Dinkes: "Fogging" Hanya Bikin Nyamuk Pingsan

Regional
Misteri Kematian Perempuan di Kamar Kos Pati, Korban Sempat Pesan Makan Malam di Warung

Misteri Kematian Perempuan di Kamar Kos Pati, Korban Sempat Pesan Makan Malam di Warung

Regional
Bentrok Antarkelompok di Kenyam, 3 Meninggal

Bentrok Antarkelompok di Kenyam, 3 Meninggal

Regional
DPP PKS Beri Rekomendasi kepada Amar Hanifah dalam Pilkada Sumbawa Barat 

DPP PKS Beri Rekomendasi kepada Amar Hanifah dalam Pilkada Sumbawa Barat 

Regional
Kronologi Tewasnya 4 Karyawan Pabrik Pupuk di Karawang, Sempat Bersihkan Limbah Cair Beraroma Menyengat

Kronologi Tewasnya 4 Karyawan Pabrik Pupuk di Karawang, Sempat Bersihkan Limbah Cair Beraroma Menyengat

Regional
Polisi Ungkap Kronologi Pembunuhan Siswi SMK di Mesuji

Polisi Ungkap Kronologi Pembunuhan Siswi SMK di Mesuji

Regional
Gerindra Belum Tentukan Figur yang Maju dalam Pilkada Sikka 2024

Gerindra Belum Tentukan Figur yang Maju dalam Pilkada Sikka 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com