Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter yang Jadi Bupati di Perbatasan RI-Timor Leste Gratiskan Pengobatan untuk Warga Miskin

Kompas.com - 25/06/2024, 01:10 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Diapresiasi warga dan DPRD

Program berobat gratis dirasakan manfaat masyarakat setempat.

Warga Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kanisius Kabiti (38), mengaku punya pengalaman di saat mengakses pelayanan kesehatan gratis.

"Ada pengalaman pribadi waktu istri saya mulai hamil, sampai melahirkan pada Bulan Maret 2023 lalu, saya tidak mengeluarkan uang sepeser pun di rumah sakit," ungkap Kanisius.

Padahal, lanjut dia, istrinya melahirkan tidak normal, karena bayi lahir prematur dan tiga minggu berada dalam inkubator.

Baca juga: Didemo karena Buat Jalan Tambang di Hutan Lindung, Kapolres Belu Angkat Bicara

Jika tak ada program itu, dia pastikan akan mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah karena dia tidak punya BPJS.

Beruntung, dengan hanya membawa tanda pengenal diri, dia akhirnya tidak membayar apa pun alias gratis.

"Pengobatan gratis sangat membantu kami masyarakat kecil. Harapan saya, semoga program ini tetap berlanjut di bawah pimpinan Bapak Agus Taolin," ujar Kanisius.

Pengalaman yang sama juga dirasakan warga lainnya bernama Mariano Parada (39).

Warga Kampung Lesupu, RT 21A RW 6, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, sempat mengalami sakit maag atau lambung.

Mariano juga menjalani pemeriksaan medis dan berobat di RSUD Atambua, tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun.

Menariknya, Mariano yang berprofesi sebagai wartawan yang meliputi di perbatasan, diperiksa langsung oleh Bupati Belu Agus Taolin.

"Pemeriksaan dengan endoskopi oleh dokter ahli penyakit dalam bapak Bupati Belu gratis. Karena saya ber-KTP Belu," ungkap Mariano.

Usai diperiksa dan diberi obat, Mariano sembuh.

"Sekarang sembuh dan tidak ada keluhan yang mengganggu aktivitas seperti sebelumnya sakit kepala, pusing, mual-mual mau muntah itu tidak ada lagi," ungkapnya.

"Mungkin selain sembuh karena pemeriksaan dengan alat canggih sehingga resep obatnya tepat, juga karena senang dan bangga karena langsung ditangani orang nomor 1 di Belu," sambungnya.

Mariano juga sempat penasaran dengan biaya pemeriksaan menggunakan endoskopi. Dia mengecek biayanya berkisar dari Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta lebih.

Namun karena programnya gratis, maka tarif seperti itu hanya berlaku bagi warga luar Kabupaten Belu.

"Kalau tidak ada program bupati berobat gratis dengan KTP pasti tidak bisa berobat karena biaya cukup mahal," ujar dia.

Mariano berharap, program berobat gratis cukup dengan KTP ini bisa dilanjutkan oleh siapa pun pemimpin Belu ke depan.

Baca juga: Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belu: Pilihan Ekonomis

"Tapi alangkah lebih bagus lagi oleh pemimpin yang paham tentang kesehatan seperti Bupati Belu Agus Taolin," kata Mariano.

Anggota DPRD Kabupaten Belu Melki Lelo, mengapresiasi program program berobat gratis bagi masyarakat Belu.

"Hampir semua pasien yang keluar dari rumah sakit setelah sehat mengaku hal yang sama kepada saya."

"Mereka tidak membayar apapun di rumah sakit. Pelayanan kesehatan dan peralatan kesehatan juga memadai," kata Melki.

Sebagai anggota dewan, lanjut Melki, tentu dirinya sangat mendukung program pengobatan gratis karena sangat membantu masyarakat kecil.

Meski secara kelembagaan, kata dia, ada pro kontra dengan program tersebut. Tetapi untuk kebaikan rakyat, dia secara pribadi sangat mendukung.

"Tinggal memperbaiki pelayanan yang kurang saja. Intinya program yang baik untuk rakyat tetap dilanjutkan, sambil memperbaiki yang belum baik," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

Regional
Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Regional
Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi 'Paving Block'

Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi "Paving Block"

Regional
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Regional
Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Regional
SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

Regional
Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Regional
Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Regional
Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Regional
Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Regional
Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Regional
Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Regional
Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com