Program berobat gratis dirasakan manfaat masyarakat setempat.
Warga Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kanisius Kabiti (38), mengaku punya pengalaman di saat mengakses pelayanan kesehatan gratis.
"Ada pengalaman pribadi waktu istri saya mulai hamil, sampai melahirkan pada Bulan Maret 2023 lalu, saya tidak mengeluarkan uang sepeser pun di rumah sakit," ungkap Kanisius.
Padahal, lanjut dia, istrinya melahirkan tidak normal, karena bayi lahir prematur dan tiga minggu berada dalam inkubator.
Baca juga: Didemo karena Buat Jalan Tambang di Hutan Lindung, Kapolres Belu Angkat Bicara
Jika tak ada program itu, dia pastikan akan mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah karena dia tidak punya BPJS.
Beruntung, dengan hanya membawa tanda pengenal diri, dia akhirnya tidak membayar apa pun alias gratis.
"Pengobatan gratis sangat membantu kami masyarakat kecil. Harapan saya, semoga program ini tetap berlanjut di bawah pimpinan Bapak Agus Taolin," ujar Kanisius.
Pengalaman yang sama juga dirasakan warga lainnya bernama Mariano Parada (39).
Warga Kampung Lesupu, RT 21A RW 6, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, sempat mengalami sakit maag atau lambung.
Mariano juga menjalani pemeriksaan medis dan berobat di RSUD Atambua, tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun.
Menariknya, Mariano yang berprofesi sebagai wartawan yang meliputi di perbatasan, diperiksa langsung oleh Bupati Belu Agus Taolin.
"Pemeriksaan dengan endoskopi oleh dokter ahli penyakit dalam bapak Bupati Belu gratis. Karena saya ber-KTP Belu," ungkap Mariano.
Usai diperiksa dan diberi obat, Mariano sembuh.
"Sekarang sembuh dan tidak ada keluhan yang mengganggu aktivitas seperti sebelumnya sakit kepala, pusing, mual-mual mau muntah itu tidak ada lagi," ungkapnya.
"Mungkin selain sembuh karena pemeriksaan dengan alat canggih sehingga resep obatnya tepat, juga karena senang dan bangga karena langsung ditangani orang nomor 1 di Belu," sambungnya.
Mariano juga sempat penasaran dengan biaya pemeriksaan menggunakan endoskopi. Dia mengecek biayanya berkisar dari Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta lebih.
Namun karena programnya gratis, maka tarif seperti itu hanya berlaku bagi warga luar Kabupaten Belu.
"Kalau tidak ada program bupati berobat gratis dengan KTP pasti tidak bisa berobat karena biaya cukup mahal," ujar dia.
Mariano berharap, program berobat gratis cukup dengan KTP ini bisa dilanjutkan oleh siapa pun pemimpin Belu ke depan.
Baca juga: Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belu: Pilihan Ekonomis
"Tapi alangkah lebih bagus lagi oleh pemimpin yang paham tentang kesehatan seperti Bupati Belu Agus Taolin," kata Mariano.
Anggota DPRD Kabupaten Belu Melki Lelo, mengapresiasi program program berobat gratis bagi masyarakat Belu.
"Hampir semua pasien yang keluar dari rumah sakit setelah sehat mengaku hal yang sama kepada saya."
"Mereka tidak membayar apapun di rumah sakit. Pelayanan kesehatan dan peralatan kesehatan juga memadai," kata Melki.
Sebagai anggota dewan, lanjut Melki, tentu dirinya sangat mendukung program pengobatan gratis karena sangat membantu masyarakat kecil.
Meski secara kelembagaan, kata dia, ada pro kontra dengan program tersebut. Tetapi untuk kebaikan rakyat, dia secara pribadi sangat mendukung.
"Tinggal memperbaiki pelayanan yang kurang saja. Intinya program yang baik untuk rakyat tetap dilanjutkan, sambil memperbaiki yang belum baik," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.