BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik mengatakan pemulihan akibat bencana banjir yang merendam dan mengakibatkan kerusakan parah di lima kecamatan, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5/2024), memerlukan waktu pemulihan sekitar satu bulan.
"Ini memang bencana dengan siklus tahunan yang terus terjadi tiap tahun. Tetapi tahun ini sangat besar sekali. Ini yang menurut saya, pemulihannya butuh waktu sekitar dua minggu hingga satu bulan," ujar Akmal Malik dalam konferensi pers di Balikpapan, Sabtu (18/5/2024).
Baca juga: Siapa Penanggung Jawab Pengelolaan Apartemen ASN di IKN?
Oleh karena itu, dia mengusulkan dan meminta Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahakam Ulu Agus Darmawan untuk menyiapkan early warning system atau sistem peringatan dini bencana.
Menurut Akmal, jika sistem peringatan dini ini sudah ada, pemerintah daerah bisa mendeteksi pergerakan air dari Long Apari dan sungai-sungai kecil di sekitarnya, aset-aset vital daerah pun bisa diselamatkan.
Baca juga: 500-an Warga Korban Banjir Mahakam Ulu Diungsikan ke Posko dan Gereja
Terutama di Ujoh Bilang, Datah Bilang, dan Long Iram yang merupakan lokasi langganan banjir tahunan.
"Saya ingin memastikan early warning system disiapkan di sana karena kita tidak bisa melawan alam. Jika ada ini, kita bisa memerikan peringatan kepada warga agar mereka punya ruang untuk menyelamatkan diri dan harta bendanya," imbuhnya.
Baca juga: Banjir Mahakam Ulu Telan Korban, Warga Tenggelam saat Berenang Pakai Jeriken
Selain sistem peringatan dini, Akmal mengungkapkan, pentingnya menyiapkan jalur-jalur evakuasi. Hal ini untuk mendukung warga yang sebagian besar tinggal di pinggir sungai dan mengandalkan transportasi sungai sebagai alat mobilitas sehari-hari.
"Ini memang siklus tahunan tetapi tidak boleh ada satu pun warga yang menderita karena bencana. Adalah tugas pemerintah memastikan warga aman. Itulah kenapa saya mengusulkan early warning system adalah sebuah keniscayaan bagi kita. Ke depan dampaknya bisa diminimalisasi," tutur Akmal.
Baca juga: Uji Coba Starlink Resmi Diumumkan Saat Groundbreaking Ke-VI IKN
Seraya menunggu bantuan dari BNPB datang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sendiri telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 5 miliar untuk 10.000 paket sembako senilai masing-masing Rp 500.000 per paket.
Akmal mengungkapkan, aset vital daerah dan infrastruktur yang paling parah terdampak banjir adalah jaringan listrik milik PLN.
Hal ini mengakibatkan sekitar 30 persen dari ribuan sambungan listrik rumah tangga di Kabupaten Mahakam Ulu, padam.
Hingga kini, baru di Long Iram yang telah kembali menyala, yakni sekitar 540 pelanggan dari total 1.300 pelanggan.
Baca juga: Badan Bank Tanah Perluas Lahan HPL untuk Bandara VVIP IKN Jadi 621 Hektar
Sementara di Ujoh Bilang, dari 3.339 pelanggan, yang terdampak putusnya aliran listrik sebanyak 1.350 pelanggan. Sedangkan di Datah Bilang sebanyak 540 pelanggan terdampak dari total 646 pelanggan.
"Bagi saya ini penting kolaborasi antarpemda, karena infrastruktur LN rusak parah, kita siapkan untuk menutup kebutuhan darurat 1.200 kilowatt," ucap Akmal.
Menurut Akmal, secara umum penanganan bencana sudah berjalan, bantuan pun sudah mengalir banyak termasuk dari PLN, dan BUMN.
Dia berharap para pengusaha Kalimantan Timur juga dapat memberikan bantuan kepada korban bencana banjir yang sangat membutuhkan air bersih, pangan, tenda, dan makanan anak-anak.
Sebagai langkah awal, Akmal bersama Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Nanang Avianto dan Bupati Mahakan Ulu Bonifasius Belawan Geh mendatangi lokasi yang terdampak banjir.
"Saya berharap ada orkestrasi yang baik dalam menangani masyarakat yang terdampak bencana ini terutama kebutuhan-kebutuhan listrik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.