Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Potensi Luar Biasa Sektor Pariwisata Dompu yang Terabaikan

Kompas.com - 30/04/2024, 10:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hasilnya, dengan menggerakkan sektor pariwisata, dalam periode 5-8 tahun masa pemerintahan beliau, Banyuwangi berhasil meningkatkan kunjungan wisata dari angka 400.000-an menjadi 5 juta kunjungan.

Tak pelak, kontribusi pariwisata pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi membesar sangat tajam, tingkat kemiskinan mengecil, dan lapangan kerja bergerak meluas.

Kini, hotel-hotel berbintang sudah menancapkan kukunya di Banyuwangi. Selain kesempatan kerja formal melebar, peluang-peluang ekonomi pun membesar.

Sektor ekonomi kreatif bergerak dinamis sebagai imbas meningkatnya kunjungan wisata, masyarakat desa ikut pula menikmati kue ekonomi wisata dengan diperkenalkannya konsep desa wisata.

Rumah-rumah masyarakat desa tidak sedikit yang berubah menjadi homestay, industri rumahan di pedesaan pun ikut terkerek, dan banyak lagi.

Berbeda dengan persoalan literasi pariwisata yang berimbas pada rendahnya komitmen pariwisata kepala daerah, justru masalah lainnya di dalam sektor pariwisata, yakni masalah aksesibilitas terpantau cukup baik, mulai dari ketersediaan bandara di Kota Bima yang menjadi pintu masuk ke Kepulauan Sumbawa, sampai ke jalan-jalan utama di Kabupaten Dompu yang terbilang sudah cukup baik.

Wilayah Dompu yang luas sudah didukung oleh infrastruktur dasar yang cukup mumpuni, terutama jalan.

Daerah-daerah yang menyimpan potensi besar kepariwisataan cukup bisa diakses secara mudah, baik dari arah Bima maupun dari arah Sumbawa.

Saya membutuhkan waktu sekira 1 jam saja dari Bima ke Ibu Kota Dompu, lalu ke daerah pantai seperti Lakey.

Dari Ibu Kota Dompu ke daerah Savana Dompu di Kecamatan Pekat dan Gunung Tambora hanya dibutuhkan sekira 3 jam, dengan melewati satu dua destinasi pantai yang masih tak terawat.

Hal itu bisa dilakukan karena ketersediaan jalan yang sebenarnya sudah cukup bagus di Kabupaten Dompu.

Namun dari sisi atraksi dan destinasi, sebagaimana cerita pariwisata yang saya dapatkan di sejumlah daerah lain, beberapa destinasi wisata di Dompu juga mengalami nasib yang sama, yakni tidak terawat.

Destinasi-destinasi luar biasa yang ada di daerah-daerah di Kabupaten Dompu nyaris tidak terperhatikan oleh otoritas lokal.

Bahkan dalam visi misi kepala daerahnya, justru pariwisata tidak masuk ke dalam program strategis daerah. Agak aneh memang. Berbanding terbalik dengan potensi yang ada.

Nah, karena sektor pariwisata tak menjadi prioritas, maka pariwisata di Kabupaten Dompu mengalami kemunduran luar biasa dalam beberapa tahun ke belakang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com