Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Kompas.com - 18/04/2024, 13:43 WIB
Heru Dahnur ,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pendangkalan muara pelabuhan nelayan di Aik Kantung, Sungailiat, Kepulauan Bangka Belitung bakal disiasati dengan pembangunan tanggul atau talud terlebih dahulu.

Selanjutnya dilakukan pengerukan sedimentasi pasir yang diperkirakan berlangsung selama enam bulan.

Namun, saat ini pengerjaan tahap awal baru bisa dilakukan dari satu sisi muara, sementara sisi lainnya terkendala kewenangan.

"Kalau dari satu sisinya, maket talud sepanjang 300 meter sudah disiapkan."

"Pembangunan dimulai akhir bulan ini sampai Juni 2024," kata perusahaan pengelola, Direktur PT H Putra Bangka, Dedi Hartadi kepada Kompas.com di Pangkalpinang, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Dedi menuturkan, talud yang dipersiapkan sepanjang 300 meter dengan material jumbobags berisi pasir masing-masing seberat satu ton. Kemudian, dilakukan pemasangan tiang pancang di lokasi.

Pendanaan pemasangan talud berasal dari swasta dan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan di Bangka.

"Konsepnya ini memang dari swasta, sejalan dengan pengerukan alur muara yang nantinya pasir bisa dijual," ujar Dedi.

Penampakan jutaan kubik pasir laut yang menyebabkan pendangkalan di pelabuhan nelayan muara Aik Kantung, Bangka.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Penampakan jutaan kubik pasir laut yang menyebabkan pendangkalan di pelabuhan nelayan muara Aik Kantung, Bangka.

Sementara pemerintah daerah, tidak perlu mengeluarkan anggaran dan justru menerima pendapatan retribusi dari penjualan pasir laut.

"Kami siapkan tempat untuk penampungan pasir yang kemudian dijual ke dalam atau luar negeri"

". Retribusinya sekitar Rp 96.000 untuk dalam negeri dan Rp 186.000 untuk luar negeri," ujar Dedi.

Namun, saat ini, kata Dedi, pengerukan alur muara hanya bisa dilakukan dari sisi Aik Kantung.

Sedangkan sisi sebelahnya sudah masuk kawasan industri jelitik dengan administrasi kelurahan dan wewenang yang berbeda.

"Sisi Aik Kantung bisa dimulai karena lahannya sudah tersedia, sementara Jelitik merupakan kawasan industri, banyak perusahaan di sana yang perlu kewenangan pemda untuk mengatur," ujar Dedi.

Baca juga: Pendangkalan Muara Air Kantung Bangka, Nelayan Dukung Pengerukan Alur

Menurut Dedi, modal yang dipersiapkan untuk mengatasi pendangkalan muara mencapai Rp 15 miliar.

Biaya tersebut meliputi pembangunan talud, pengerukan hingga proses angkut pasir.

"Area yang dikerjakan 1,2 hektar dengan potensi pasir 1,4 juta kubik. Pengerjaan dari sisi Aik Kantung dan ini idealnya beriringan dari sisi Jelitik," tegas Dedi.

Saat ini kondisi muara Aik Kantung terjadi pendangkalan dan penyempitan dengan lebar alur lima meter dari kondisi ideal 300 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Iriana Borong Produk Kerajinan Dekranas, Duduk Lesehan dan Habiskan Puluhan Juta Rupiah

Saat Iriana Borong Produk Kerajinan Dekranas, Duduk Lesehan dan Habiskan Puluhan Juta Rupiah

Regional
Polisi Selidiki Insiden Siswi SMA yang Jatuh dan Terseret Angkot di Bandung

Polisi Selidiki Insiden Siswi SMA yang Jatuh dan Terseret Angkot di Bandung

Regional
Golkar dan PKS Resmi Berkoalisi untuk Pilkada Semarang 2024

Golkar dan PKS Resmi Berkoalisi untuk Pilkada Semarang 2024

Regional
Pria di Bima Ditangkap karena Oplos Elpiji, Raup Rp 55.000 Per Tabung

Pria di Bima Ditangkap karena Oplos Elpiji, Raup Rp 55.000 Per Tabung

Regional
Diduga Salah Gunakan Lahan Hutan Negara, Anak Bupati Solok Selatan Diperiksa 3,5 Jam

Diduga Salah Gunakan Lahan Hutan Negara, Anak Bupati Solok Selatan Diperiksa 3,5 Jam

Regional
Pj Gubernur Kalbar: Penjabat Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur

Pj Gubernur Kalbar: Penjabat Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur

Regional
Wakili Maluku Utara, TP PKK Pulau Taliabu Ikuti Sejumlah Lomba di HGK PKK Ke-52 di Solo

Wakili Maluku Utara, TP PKK Pulau Taliabu Ikuti Sejumlah Lomba di HGK PKK Ke-52 di Solo

Regional
Polda Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen CPNS di Pemprov Papua Barat

Polda Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen CPNS di Pemprov Papua Barat

Regional
Maju Pilkada Kota Tual, Kabid Humas Polda Maluku Daftar Penjaringan 5 Parpol

Maju Pilkada Kota Tual, Kabid Humas Polda Maluku Daftar Penjaringan 5 Parpol

Regional
43 Biksu Thudong Asal Thailand Mulai Berjalan Kaki dari Semarang ke Candi Borobudur

43 Biksu Thudong Asal Thailand Mulai Berjalan Kaki dari Semarang ke Candi Borobudur

Regional
PDAM Sebut Air Baku Sungai Bengawan Solo Masih Bisa Diolah meski Tercemar

PDAM Sebut Air Baku Sungai Bengawan Solo Masih Bisa Diolah meski Tercemar

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Regional
Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Regional
Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com