Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Kompas.com - 16/04/2024, 18:36 WIB
Heru Dahnur ,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pendangkalan di alur muara Air Kantung, Sungailiat, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung sejak lama dikeluhkan nelayan.

Aktivitas nelayan terhambat karena kapal harus menunggu pasang laut untuk keluar masuk pelabuhan.

Saat ini, tidak hanya pendangkalan yang terjadi di sana, tapi juga penyempitan alur karena sedimentasi pasir yang menggunung.

Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA mengatakan, Pemerintah Daerah tidak memiliki alokasi anggaran untuk program pengerukan. Sehingga diminta partisipasi swasta untuk bekerja sama.

"Ini perlu dikeruk segera dengan swasta, nanti kompensasinya bisa jual pasir bagi yang sudah punya izin," kata Safrizal seusai peninjauan di lokasi, Selasa (16/4/2024).

Baca juga: Pendangkalan Muara Air Kantung Bangka, Nelayan Dukung Pengerukan Alur

Safrizal menuturkan, kerja sama dengan perusahaan swasta bisa dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kedaruratan.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi bakal mengawal pemerintah kabupaten dalam penerbitan izin.

"Karena kedaruratan itu ada di Bupati, kami akan mengawal supaya segera memerintahkan pekerjaannya."

"Jangan ragu-ragu, karena semua Forkopimda kompak untuk mengawal ini. Fokus ke jalur ini jangan ke mana-mana," ujar Safrizal.

Dia menegaskan, kegiatan yang diperlukan dalam waktu dekat yakni mengeruk dan mengangkut sedimentasi pasir yang semakin menebal.

"Terbuka alur dan nelayan terbantu, itu yang penting. Kita kerjakan dulu kedaruratan ini," ujar dia.

"Ini tujuannya untuk kemaslahatan nelayan atau masyarakat di sini."

Baca juga: Ratusan Kapal di Bangka Terjebak Pendangkalan, Nelayan Minta Muara Dikeruk

"Apakah nanti perusahaan yang mengerjakan ini kompensasi dari pasir, silakan. Bupati sesuai Perda boleh mengambil pajak retribusi," tambah Safrizal.

Sementara itu, salah seorang nelayan bernama Anto mengatakan, pendangkalan telah terjadi bertahun-tahun.

Pengerukan yang telah dilakukan sebelumnya tidak bertahan lama dan muncul lagi sedimentasi pasir.

"Solusinya memang pengerukan dan pasirnya dibawa keluar. Kalau ditumpuk di pinggir nantinya longsor dan masuk lagi ke muara," ujar Anto.

Selain itu, nelayan berharap tidak ada lagi aktivitas tambang timah apung di sekitar lokasi pesisir laut dan muara.

Sebab, diduga aktivitas tambang ikut menghasilkan sedimentasi pasir yang didorong ombak ke muara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Regional
10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi 'Online' Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi "Online" Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Regional
Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com