Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah di Jawa Tengah Tak Lagi Wajibkan Pramuka, Mulai Kapan?

Kompas.com - 05/04/2024, 19:29 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Satuan pendidikan di Jawa Tengah tidak lagi mewajibkan ekstrakuikuler Pramuka setelah terbitnya Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Sebelumnya dalam Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang diwajibkan untuk peserta didik di pendidikan dasar dan menengah.

Namun kini aturan telah diganti dalam  Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024.

Baca juga: Sejarah Jambore Pramuka Dunia, Pertama Kali Diselenggarakan pada 1920

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdiskbud) Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah mengungkapkan, aturan itu sudah bisa diterapkan sejak saat dikeluarkan.

“Ekstrakurikuler bisa langsung ditetapkan, ini juga sudah start dimulai. Namanya Kemendikbud (Permendikbudristek) itu diundang-undangkan sejak tanggal itu dikeluarkan,” ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat (5/4/2024).

Akan tetapi mengingat aturan itu terbit di akhir tahun ajaran, maka pihaknya juga memperbolehkan bagi sekolah yang ingin menerapkan aturan itu di awal tahun ajaran baru.

“Karena ini sudah di tengah jalan mungkin ini (diterapkan) sejak PPDB atau (ada sekolah) yang mau menerapkan bulan Juli,” ungkapnya.

Baca juga: Hari Pramuka, Memahami Makna Praja Muda Karana...


Pendidikan karakter

Kendati tidak lagi diwajibkan bagi peserta didik, ekskul pramuka tidak boleh dihapus dari sekolah dan harus tetap disediakan oleh sekolah bagi siswa yang berminat.

Sementara itu, Uswatun tetap mendorong peserta didik agar memilih ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minatnya.

“Kalau yang lain seperti voli, tari, dan seterusnya itu tidak wajib ada. Ini sesuai dengan kemampuan atau potensi yang ada di satuan pendidikan, tapi ekstrakurikuler pramuka wajib ada, disediakan bagi seluruh siswa. Siswanya dipersilakan untuk mengikuti kegiatan pramuka bagi yang berminat,” tegasnya.

Baca juga: Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Menurut Uswatun, tidak semua peserta didik cocok dengan kegiatan dalam pramuka. Seperti halnya outbound dan berkemah di alam terbuka. Maka dari itu, jika pramuka tetap diwajibkan, justru tidak sejalan dengan kurikulum merdeka.

“Misalnya ada siswa yang gangguan saat tidur di tempat dingin dan tidak berminat dalam hal-hal outbound. Nah jadi kalau siswa dipaksa (masuk pramuka), artinya ini berseberangan dengan kurikulum merdeka,” terangnya.

Uswatun menilai, pendidikan karakter tak hanya diperoleh dalam pramuka. Namun setiap ekstrakurikuler harus mampu memberikan pendidikan karakter bagi peserta didiknya.

“Siswa itu bisa mendapatkan kemandirian, kesehatan, mencintai alam tidak harus lewat ekstrakurikuler pramuka,” tandasnya. 

Baca juga: Pelajar SMP di Semarang Tewas Gantung Diri di Teras Belakang Rumah, Gunakan Tali Pramuka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com