Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Fakta Tragedi Dokter Tewas Kecelakaan Usai Dituduh Maling di Jambi

Kompas.com - 03/04/2024, 13:03 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Dwi Fatimah Yen (29), dokter muda tewas usai menabrak tiang listrik dan rumah warga usai dituduh mencuri mobil, Pada Minggu (31/3/2024).

Dwi tewas kecelakaan saat dikejar dan diteriaki maling oleh warga yang menuduhnya mencuri mobil Daihatsu Ayla di sekitar wilayah Pal 10, Kota Jambi.

Berikut ini sejumlah fakta tragedi kecelakaan dokter di Jambi tersebut:

1. Kronologi kejadian

Dokter Dwi dituduh maling oleh warga perumahan Pondok Cipta atau dekat kawasan SPN Polda Jambi, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi.

Ia dituduh maling lantaran sang pengendara ngebut di area perumahan.

Baca juga: Dokter Tewas Kecelakaan Usai Dituduh Maling, Keluarga Minta Nama Baik Korban Dipulihkan

Diduga kesal tidak mau diberhentikan warga yang melakukan meneriaki maling sampai pada pos penyekatan polisi. Petugas jaga yang melihat mobil ngebut dan dikejar-kejar warga pun turut melakukan pengejaran.

"Mobil yang dikendarai korban itu ngebut ketika melewati pos penyekatan polisi. Warga juga teriak maling, maka petugas menyalakan sirine dan melakukan pengejaran,” kata Kapolres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram melalui sambungan telepon, Senin (1/4/2024).

2. Alasan polisi kejar mobil korban

Pada malam itu juga, sambung Bram, polisi langsung melakukan penyelidikan. Pasalnya dikhawatirkan ada penyebab lain korban mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

“Kita takut juga anggota ini salah atau gimana, apakah benar ada pencurian atau jangan-jangan sedang dikejar debt collector. Tapi setelah anggota melakukan penyelidikan malam itu, memang korban ngebut karena dikejar-kejar warga,” beber Kapolres.

Dalam pengejaran tersebut, polisi sempat melakukan peringatan melalui pengeras suara (toa).

Korban terus ngebut sampai masuk Kota Jambi, kemudian mengarah keluar kota, memasuki jalan lintas Sumatera Jambi-Riau.

Lantaran tak juga mau berhenti, petugas sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Korban masih melaju dengan kencang.

Sampai pada akhirnya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, mobil korban tak terkendali karena menghindari kendaraan lain dan terjadilah Kecelakaan.

Baca juga: Dokter Tewas Kecelakaan di Jambi, Beda Kronologi Keluarga Vs Polisi

“Pintu mobil korban sobek dan gak bisa dibuka, jadi keluar lewat pintu sebelah kiri, dibawa ke rumah sakit, meninggal di rumah sakit,” kata Kapolres.

Pengejaran terhadap korban sebenarnya sudah diambil polisi, karena jaraknya sangat jauh dari Selatan ke Utara.

Jarak tempuhnya hampir satu jam. Terkait kasus ini, anggota tidak bersalah, karena polisi memiliki kewenangan untuk menghentikan orang apabila sedang dicurigai.

3. Kecelakaan tunggal

Saat kejadian, warga RT 9 Sekernan Zulkifli mengatakan, dia mendengar dua kali suara tembakan peringatan tepat di seberang rumahnya.

Kemudian terdengar suara benturan keras yang membuatnya keluar rumah, saat itu ia melihat adanya kejadian kecelakaan.

"Ada kedengaran anak-anak dua kali tembakan. Pas kejadian jam 8 waktu itu saya keluar rumah (karena) ada benturan keras dan mobil itu tergeletak di situ sudah rame-rame," kata Zulkifli, Selasa (2/4/2024).

Saat dirinya keluar rumah sudah ramai anggota polisi di lokasi, bersama dengan sejumlah warga yang diduga ikut saat mengejar dokter tersebut dari wilayah lain.

"Saya lihat itu sudah ada mobil polisi ada warga juga yang ngejar ramai pakai motor, bukan warga sini," ungkapnya dikutip dari TribunJambi.com.

4. Korban sempat telpon orangtuanya

Baca juga: Kronologi Dokter di Jambi Tewas Kecelakaan Saat Dikejar Polisi Dituduh Maling

Sepupu korban, Erwin mengatakan, saat hari kejadian, korban sempat datang dari rumah ke kelurahan Pasir Panjang untuk mencari ruko atau kios untuk usaha klinik kecantikan.

Namun sampai di area dekat SPN Polda Jambi, Dwi menelpon orangtuanya dan mengaku ketakutan karena dibuntuti.

"Ketika dekat SPN, Dwi menelepon bapaknya Pasiman. Beliau ketakutan saat menelpon orangtuanya," ungkapnya.

"Pak saya takut, saya dibuntuti orang," kata Erwin menirukan ucapan Dwi kepada ayahnya, yang didengarnya dari ayah korban.

"Bapaknya menyuruh Dwi untuk bergegas ngebut agar terhindar dari orang tersebut," kata Erwin menerima informasi dari bapak korban yang ditelpon korban saat kejadian.

Setelah ngebut, Dwi diteriaki oleh tiga orang tersebut dengan sebutan maling sambil berteriak dan mengejar Dwi.

Tak lama dikejar, ada polisi di wilayah tersebut juga ikut mengejar karena mendengar teriakan maling dari tiga orang itu.

"Korban ini orangnya cemasan, gugup. Semakin dikejar oleh warga dan ada aparat juga, Dwi semakin ngebut, semakin tidak terkendali lagi. Singkat cerita terjadi kecelakaan di Sekernan Muaro Jambi," ujar Erwin, yang merupakan dosen Fakultas Hukum Unja.

5. Keluarga minta pulihkan nama baik korban

Atas tuduhan maling mobil tersebut, keluarga korban meminta agar nama baik Dwi dipulihkan.

Baca juga: Dokter Muda di Jambi Tewas Dalam Kecelakaan Setelah Dikejar Warga

Ia mengatakan, keluarga terganggu dengan narasi yang beredar bahwa korban mencuri mobil, sehingga dikejar. Ada juga yang menyebut bahwa Dwi merupakan pelaku tabrak lari.

“Tolong klarifikasi ya, mobil siapa yang dicuri, siapa korbannya, kalau tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak," ujarnya, Senin (1/4/2024).

"Kami berharap pihak-pihak yang menarasikan tolong klarifikasi juga ke media, biar nama baik beliau ini pulih lagi,” sambungnya.

Erwin memastikan, mobil yang dikendarai Dwi merupakan milik orangtuanya, yang dilengkapi dengan surat-surat kendaraan.

6. Beda kronologi versi keluarga dan polisi

Polisi merilis kronologi lengkap tragedi kecelakaan yang menimpa dokter Dwi.

Pihak keluarga mengungkap bahwa Dwi tidak ngebut di area perumahan dekat SPN Polda Jambi, namun berputar-putar karena kesasar.

Hal ini membuat warga curiga terhadap korban.

Ia mengatakan ketika Dwi Fatimah Yen tersesat, ada perbicaraan dengan orangtuanya.

"Jika memang dituduh ngebut masuk area perumahan, di daerah tersebut ada rekaman CCTV, silahkan dibuktikan saja, kalau memang korban ngebut," ungkap Erwin.

Namun Kapolres Muarojambi, AKBP Wahyu Bram mengatakan, korban ngebut di perumahan tersebut dan diketahui oleh seorang warga.

“Tapi yang bersangkutan sekitar empat menit datang masuk ke kompleks, karena mau diberhentikan gak mau berhenti, akhirnya dikejar,” kata Wahyu.

Baca juga: Salah Satu Tersangka Kasus TPPO di Jerman Guru Besar Universitas Jambi

Ketika dikejar korban lari menuju jalan lintas Sumatera ke arah Kota Jambi. Kebetulan mobil yang bersangkutan melewati pos penyekatan polisi dan pegawai dinas perhubungan Kabupaten Muaro Jambi.

Tidak berapa lama korban melintasi dengan kecepatan tinggi, ada tiga motor yang dikendarai berboncengan sebanyak lima orang.

Kemudian satu motornya berhenti dan menyampaikan bahwa ada maling diduga melakukan perbuatan kejahatan, dugaan awal saat di perumahan Pondok Cipta.

Awalnya warga mengejar, namun mobil melaju dengan kecepatan tinggi, 15 menit warga memutuskan berhenti.

Akhirnya polisi mengejar dengan menyalakan sirine dan menyuruh korban berhenti.

Namun yang bersangkutan terus melaju hingga menuju jalan lintas Sumatera Jambi-Riau.

"Pengejaran dari Selatan-Utara itu sekitar 40 menit melewati Kota Jambi dan kemudian kembali lagi ke Muaro Jambi, tepatnya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan korban mengalami kecelakaan tunggal,” kata Wahyu.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Dokter Dwi Dituduh Mencuri Mobil, Keluarga Sebut Korban Meninggal Dalam Fitnahan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com