TAMBOLAKA, KOMPAS.com - Taruna Anak Katolik (Taruk) di Paroki Santo Santo Arnoldus Janssen, Tambolaka, Keuskupan Weetabula, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur memperingati Perayaan Jumat Agung dengan tema pemanasan global dan kerusakan alam.
Tema "Jalan Salib Kerusakan Alam: nSalib Keluarga Kristen di Zaman Modern" ini terinspirasi oleh Ensiklik Paus Fransiskus, Laudato Sii atau surat amanat yang dibuat oleh Paus Fransiskus yang berjudul Laudato Sii.
Baca juga: Peringati Pekan Suci Paskah, Pelajar SD Naik Turun Bukit Menoreh untuk Jalan Salib
Pastor Paroki Santo Arnoldus Janssen, Tambolaka, Pastor Ferdinandus Ganti, SVD menjelaskan, kerusakan alam berdampak pada pemanasan global. Salah satu contoh dampak kerusakan alam yang dirasakan masyarakat adalah debit air berkurang.
Dia mengatakan, kerusakan alam adalah bagian dari penderitaan alam dan umat manusia, yang dilakukan oleh manusia.
"Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik universal membuat ensiklik Laudato Sii disebabkan karena manusia sudah merusak alam. Bumi sebagai rumah kita bersama tidak lagi dihargai. Tidak lagi dirawat dan tidak lagi dijaga. Maka, Gereja merefleksikan sebagai jalan salib keluarga kristen universal di zaman modern ini. Dengan jalan Salib Jumat Agung mau menyadarkan manusia untuk kembali bersahabat dengan alam sebagai Ibu bumi Kita Bersama," jelasnya.
Baca juga: Saat Ibadah Jalan Salib Hidup Digelar di Tengah Guyuran Hujan...
Kesadaran ini, lanjut Pastor Ferdinandus, diberikan kepada anak-anak muda, mulai dari lingkungan keluarga dan Gereja.
"Pementasan Tablo Jalan Salib yang dibawakan oleh Taruna Anak Katolik (Taruk) mengharukan seluruh umat Katolik yang mengikuti prosesi jalan salib tersebut di halaman Paroki Santo Arnoldus Janssen, Tambolaka," jelasnya.
Pantauan KOMPAS.com di Pulau Sumba, seluruh Gereja mementaskan jalan salib dengan memilih tema kerusakan alam. Kerusakan alam sebagai jalan salib bagi umat Kristen di zaman modern dan teknologi saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.