BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Zamhari mengemukakan, terdapat 78.572 keluarga sasaran berisiko stunting di Provinsi Bengkulu berdasarkan data tahun 2023.
Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2022 sebesar 97.327 keluarga sasaran berisiko stunting. Secara umum, kasus stunting di Bengkulu berada di angka 20,2 persen.
"Ini menjadi perhatian besar pemerintah meski jumlahnya menurun namun tidak bisa dianggap remeh. Perlu upaya bersama semua stakeholder," kata Zamhari saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/4/2024).
Baca juga: BKKBN Imbau Perempuan Hamil Sebelum 35 Tahun, Demi Cegah Stunting
Ia lanjutkan, keluarga sasaran adalah punya bayi usia dua tahun (baduta) punya balita, Pasangan Usia Subur (PUS) dan ibu hamil. Keluraga berisiko merupakan keluarga sarasan yang terpenuhinya unsur keluarga memiliki sumber air minum tidak layak atau jamban tidak layak atau PUS 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak).
Ada lima langkah bersama yang diambil Pemprov Bengkulu untuk menangani stunting hingga mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024.
Baca juga: 857 Anak-anak di Semarang Alami Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Pertama, menetapkan target percepatan penurunan stunting Provinsi Bengkulu berbasis SKI/SSGI sebesar 13,5 persen untuk mendukung pencapaian target nasional. Kedua, peningkatan dukungan anggaran dan kualitas intervensi layanan bagi setiap sasaran prioritas stunting sesuai dengan kewenangannya.
Ketiga, peningkatan kinerja kelembagaan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) melalui efektivitas koordinasi dan kinerja setiap bidang.
Keempat, meningkatkan peran multisektor dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kelima, pengembangan praktik baik dan inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Tentu ini harus kita sosialisasikan ke semua stakeholder supaya bisa diturunkan, karena stunting ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi saja seperti oleh Dinas Kesehatan, tapi semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi untuk melaksanakan tugas sesuai perannya masing-masing," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.