Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangkan Trauma Warga, Rumah Satu Keluarga Korban dan Pelaku Pembunuhan di PPU Dibongkar

Kompas.com - 11/02/2024, 18:06 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Rumah pelaku pembunuhan satu keluarga berinisial JND (17) di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) sudah rata dengan tanah.

Sementara itu, rumah korban satu keluarga yang terdiri dari 5 anggota keluarga yaitu Waluyo (35) ayah atau kepala keluarga, SW (34) ibu, RJS (15) anak perempuan pertama, VDS (11) anak kedua dan ZAA (3) anak ketiga juga akan dibongkar setelah 100 hari kematian.

Ketua RT 18 Desa Babulu Laut, Agus Salim mengatakan rumah pelaku JND dan korban masih bertetangga atau bersebelahan.

Rumah pelaku sudah rata dengan tanah usai dirobohkan warga dengan alat berat ekskavator.

Sementara rumah korban masih berdiri kokoh dengan dilingkari garis polisi.

Rencananya rumah tersebut juga akan dibongkar setelah 100 harian para koban meninggal.

"Rumah korban sudah ada musyawarah dari pihak keluarganya, pembongkaran nanti setelah 100 harinya (meninggal)," ungkap Ketua RT 18 Desa Babulu Laut, Agus Salim, dilansir dari TribunKaltim.co, Sabtu (11/2/2024).

Baca juga: Saat Rumah Siswa SMK Pembunuh Satu Keluarga di PPU Dirobohkan...

Pembongkaran atas kesepakatan bersama

Agus juga mengatakan, perobohan kediaman pelaku juga sudah ada kesepakatan yang disetujui oleh keluarga pelaku.

Lanjutnya, perobohan ini memang dilandasi atas dasar kesepatan dari kedua belah pihak serta warga sekeliling di Kecamatan Babulu.

"Dan juga ada tandatangan dukungan dari hukum, ada dari pihak kepolisan dan pemerintahan," ujarnya ditemui TribunKaltim.co di dampingi Kepala Desa (Kades) Rawa Mulya.

Dijelaskan Agus, bahwa yang menjadi alasan dilakukannya pembongkaran ini lantaran terdapat rasa trauma di kalangan masyarakat atas terjadinya peristiwa berdarah ini.

"Iya (untuk hilangkan rasa trauma), maka disepakati untuk dilakukanlah pembongkaran," ujarnya.

Alasan rumah korban dan rumah JND dibongkar adalah permintaan dari keluarga korban untuk menghilangkan rasa trauma warga sekitar atas tragedi pembunuhan tersebut.

Sementara itu kuasa hukum keluarga korban, Bayu mengatakan pembongkaran tersebut dilakukan untuk untuk menghilangkan memori kelam dan mencegah potensi aksi anarkis dari masyarakat yang merasa kesal.

Baca juga: Rumah Korban Pembunuhan Sekeluarga di PPU akan Dibongkar Setelah 100 Harian

Bayu menjelaskan pada Kamis (8/2/2024), ia diminta oleh keluarga korban untuk datang ke kediamannya di Babulu.

"Kemudian Kapolsek, kepala Desa, kemudian masyarakat yang ada di sekitar RT 18 di sekunder 8. Kemudian juga dengan utusan dari Polda," ujar Bayu.

Ia menjelaskan, 40 hari setelah kejadian, rumah korban juga akan dihancurkan sebagai bagian dari proses penyelesaian tragedi yang sangat memilukan di Penajam Paser Utara.

Kuasa hukum menyampaikan permintaan agar keluarga pelaku dievakuasi dari daerah tersebut karena trauma yang dirasakan keluarga korban dan kegeraman masyarakat setempat.

"Bahkan masyarakat dari luar juga jengkel," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Pembahasan Sempat Alot, Terjawab Kenapa Rumah Korban Pembunuhan di Penajam juga Harus Ikut Dibongkar

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Rumah Korban Pembunuhan Sekeluarga di PPU Bakal Dibongkar, Ketua RT: Pembongkaran setelah 100 Harian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Regional
Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Regional
Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Regional
Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Regional
Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com